// // Leave a Comment

Tak Jauh Dari Ku bahkan Begitu Dekat Dengan Diriku



Jari ku mulai menari nari diatas sebuah kertas putih, dengan bermodalkan sebuah pena tinta yang telah lama tidak aku gunakan, aku mulai menulis sebuah cerita hidup yang begitu nyata terjadi dihidupku, setelah sekian lama aku berhenti untuk menulis dan fokus untuk menjalani hari hari ku yang membosankan itu. Aku bingung akan memulai dari mana, akan ku ceritakan mulai dari mana, aku bingung. Sudah beberapa kali ku tullis kata demi kata yang kurangkai hingga menjadi sebuah kalimat, namun pada akhirnya aku menghapusnya kembali. Sudah hampir menjadi sebuah paragraf pada akhirnya ku hapus kembali. Mungkin karena telah lama tak menulis, bahasa ku mulai kurang menarik, pemilihan bahasa ku mulai tumpul, dan aku menyesali itu..

Setelah sekian lama otak ku berfikir untuk memulai untuk menceritakan, tiba tiba ada sebuah bayang hitam terlintas difikiran ku. Aku tutup kedua mata ku, dan aku berhenti untuk menulis. Semakin lama bayang itu semakin jelas, dan imajinasiku membawa ku masuk lebih dalam ke alam bawah sadarku. Dan akhirnya sebuah gambaran jelas nyata tercipta dalam hidupku. Saat itu dari balik jendela, perlahan ku buka kedua mata ku yang silau karna sang surya mulai menyapa ku di pagi hari, aku yang saat itu sedang duduk dikasurku yang berdekatan dengan jendela kamarku, melihat keluar jendela dan melihat pemandangan yang tak bisa ku llihat setiap harinya.

Bibir ku perlahan terangkat keatas, dan pipi ku perlahann memerah, aku menutup mulutku dan perlahan ku melirik keluar jendela kembali. Pemandangan yang indah dimata ku, bola mata coklat ku tak ingin lepas dari hal yang menarik ku lihat sekarang ini. Tangan ku menuju ke arah jantung ku berada, aku merasa jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya, aku gugup, cemas, tak tenang namun aku nikmati setiap perasaan yang timbul saat itu.

Tak jauh dari ku, hanya terpisah oleh dinding rumah, aku bisa melihat nya mulai sekarang setiap harinya dari balik jendela kamar ku. Seoarang pemuda dengan rambut ikal sedikit panjang yang dia punya telah menyita perhatian ku setiap harinya. Ku ketahui ternyata dia adalah tetangga baru disebelah rumahku, yang sudah lama tak berpenghuni. Aku yang saat itu masih duduk di bangku sekolah menengah atas tingkat akhir tentunya harus lebih rajin dan semangat dan betah dirumah untuk belajar mandiri di rumah.
Read More
close