// // Leave a Comment

Sad Love Story

Malam kelabuku
                Waktu menunjukkan pukul 11:00 malam, Ini pertama kalinya aku tak dapat mengatupkan kedua bola mata coklatku,. Malam yg sunyi ini, aku menghidupkan instrumen musik yang pernah dia berikan pada ku. Tanpa aku sadari aliran air hangat membasahi pipiku, ku ingat seluruh kisah masa lalu ku, aku perlahan teringat satu wajah yang pernah tertawa bersama ku, Teringat bagaimana aku mencubit pipnya, membuat nya geli karna sikapku.
                Tapi  seiring waktu berjalan, semua tak sesuai dengan yg ku ingin kan, aku terlalu posesif, aku terlalu cemburu membuat aku harus berpisah dengannya. Hati berkata “jangan lakukan ini” tetapi lidah berkata “putus”. Aku sudah banyak menghabiskan hari hariku dengan kesedihanku, , entah setan apa yg memasuki fikiranku, aku merasa semua org terutama dia tak pernah benar, yg kupikirkan adalah benar, selalu begitu.
                2 hari setiap malamnya, aku tak pernah bermimpi indah, tak pernah tidur dengan nyenyak. Air mataku tak kunjung berhenti, menangis bukan karna kesalahan nya, tetapi aku menangis karna telah melepaskannya, menjauh dari hidupku.
                Ku ingat kata terakhirnya saat aku dan dia berpisah, hanya membuat aku semakin bersalah karna perlakuanku. Aku memang egois sebagai wanita, hanya ingin dimengerti, hanya ingin disayangi, hanya ingin dikasihi,tapi aku tax sadar telah melukai orag yg telah sedia rela melakukan itu semua padaku.
                Andai waktu bisa ku putar, andai aku dapat mengulangi hari kemarin, tak ingin ku katakan hal yg tak perlu ku katakan, tak ingin ku melakukan hal yg tak perlu ku lakukan.  Tapi sayang , “nasi sudah menjadi bubur” semua telah terjadi, tak dapat diulangi, tapi hanya dapt diperbaiki.
                Semenjak berpisah dengan nya, aku tak pernah lg mendengar suaranya, aku tak pernah lg mendengar kata kata yg sering buat ku tersipu malu karnanya. tak pernah lg ku buat dia membujuk ku karna ulah kanak kanakku. Semuany telah hilang, hilang seiring gelapnya malam.
                Sejak itu, ku mulai mencari tahu apa yg dilakukan, apa yg dia rasakan, aku tak ingin dia bersedih seperti ku, tak ingin melihat wajah murung di mukanya, yang disebabkan karena aku. Karna apa.. karna aku akan merasa bersalah sekali jika dia yg kusayangi tak bahagia karena aku.
                Tapi rasa yg ku tujukan untuknya itu, terasa ambar tak bermakna untuk ku. Yg kuterima bukanlah indahnya jika mencintai nya dihatiku, tetapi siksaan hati karna sikap yg dia tujukan padaku. Apakah ini balasannya untuk ku, menyia nyiakan org yg aku syangi dulu, tapi sekarag akulah yg sangat tersakiti karna sikapnya yg sinis melihatku..
                Aku tak bisa melihat wajah itu, aku tak bisa dekat dengannya lg, aku tak bisa mendengar suara yg keluar dr bibirnya itu, karena bagiku, itu adalah sebuah anak panah yg siap mengarhkan ke lukaku yg belum sepenuhnya kering.
                Tapi itulah yg aku pertanyakan sejak awal, aku tak bisa membenci dia, aku tak bisa melupan dia, aku tak bisa selalu memandangnya dengan wajah yg penuh dengan kebencian itu. Sampai akhirnya aku harus berdiam diri membisu, didepannya.
                jika kata org mudah untuk melupakan seseorg yg kau benci kalau kau temukan yg lebih baik lg, tapi pada kehidupanku, aku tak pernah bisa melupakan org- org yg pernah menjadi mimpi indahku di dunia ini. Tanpa terkecuali dia.
                Yg ku ingin kan mungkin tak diinginkannya. Karna dia dan aku berbeda, inginku melihat wajhnya dengan ceria, inginku dapat mendengarkan suara nya.,walau sekarang tak akan bersama lg.
                Sekarang ku biarkan 2 goresan yg ada di hati ini sembuh dengan sendirinya,tanpa ku paksa, tanpa ku obat. Aku yakin akan ada sesuatu  yg indah diakhir ceritanya nanti. Walaupun pecahan luka masah dapat terlihat dengan jelas...

Reaksimu?

Share ya kalau suka

Tentang Penulis

0 komentar:

Catat Ulasan

close