// // Leave a Comment

Don’t let me go

Seberkas cahaya perlahan masuk dari celah-celah jendela kaca biru ku, seakan tersenyum kepadaku, menyambutku dengan penuh kehangatan. Ku buka kedua bola mata coklatku sedikit-demi sedikit, waktu sudah menunjukkan pukul 8:00 pagi. Ku berjalan menelusuri lorong panjang dengan langkah bermalas-malasan, ku mencuci mukaku, dan mencukur rambut yang mulai tumbuh disekitar area dagu panjangku.
Ku kenakan baju kemeja putih, dan jas hitam dilurnya, serta sebuah dasi berwarna merah, yang menambah ketampananku jelas terlihat di depan kaca. Pagi ini, aku akan pergi ke cafe, yang biasa ku kunjungi, entah mengapa, aku marasa sangat bosan belakangan ini, dan ku harap nanti aku akan  temukan yang menarik dan menghiburku  disana.

Sebelumnya, perkenalkan nama ku adalah Dennis, seorang pria tampan, salah satu aktor terkenal di Korea Selatan, dengan tinggi badan 189 cm, dan dengan tubuh atletisku ini, tentu tidak sedikit yang tertarik dengan penampilanku. Aku punya segalanya, apapun dapat ku kumiliki dengan uang yang aku punya, tapi satu yang tak dapt ku miliki, yaitu, aku tak dapt menjalani hari-hari ku dengan indah , tak berwarna, begitu ambar, seakan hidupku sama saja seperti sandiwara di depan kamera drama yang tak harmonis. Tak jarang, aku salah jalan, ku habiskan hari-hari ku dengan minuman keras dengan wanita-wanita yang dapat  aku gait.
Siang itu sekeluarnya aku dari cafe, aku berjalan dengan menjinjing sebuah tas hitam milikku, dengan merunduk,layaknya seorang yang  seakan sedang menghitung tiap butiran debu yang telah aku lalui, hingga aku tak sengaja menabrak seorang gadis yang datang dari arah depanku, dia  menggunakan baju putih kemeja, dan rok putih, memiliki wajah yang manis, dengan tinggi 159 cm, serta potongan rambut segi pendek terurai diatas bahunya,

Secepatnya, dia meminta maaf padaku, tapi, aku tak berhenti memandang wajah nya, dia begitu berbeda dengan wanita-wanita yang pernah bersama ku, aku berharap suatu hari nanti aku dapat bertemu dia kembali.
Di sisi lain, seorang wanita bernama hany, yang pernah aku temui siang lalu, berubah menggunakan kostum, simpel celana panjang, jaket kulit tebal, dan topi coklat menutupi seluruh rambutnya, dia berpura-pura menabrak , seorang bapak-bapak pejalan kaki,. tapi tahukah kalian?, ternyata hany, mempunyai niat jahat kepada bapak tersebut, dia mencuri dompet yang tepat disaku celana bapak tersebut, tapi, hany masih selamt, hany tidak ketahuan oleh pemilik dompet tersebut. Segera hany ambil uangnya, dan meninggalkan dompet itu, di dekat tong sampah.
Hany berjalan menuju Rumah sakit, dimana, seoran wanita lain, yang diketahui seorang adik dari hany, sedang mengalami sebuah penyakit kanker ganas, dia harus melawan sakitnya itu sendiri ditubuhnya, tapi hany sebagai kakaknya, tentu tak bisa diam saja melihat adiknya yang sedang melawan penyakitnya, hany berusaha mencari uang sebanyak mungkin untuk biaya operasi untuk adiknya,  walaupun harus mencuri dompet sekalipun,.

Aku yang sedang bahagia dengan perasaanku padanya, mengganti pakaian ku dengan sweeter dingin yang dipadukan dengan celana panjang putih, membuatku semakin tampan,. aku melihat, gadis siang kemarin berjalan menuruni tangga, dengan terburu-buru, aku tak tahu, kalau dia sedang dikejar oleh polisi, tapi ku kejutkan dia dengan menyodorkan 2 buah ice cream strowbery ke hadapannya, sontak dia kaget melihatku,
“ ice cream ini buat mu, ku mau kau jalan dengan ku malam ini” tentu gadis itu berpura-pura menerima tawaranku, karena menurutnya, ini adalah jalan terbaik untuk melepaskan diri dari kejaran polisi.
Berkeliling ria disekitar taman dan kota, dimalam hari bersama gadis yang baru ku kenal,aku merasa nyaman, seakan telah lama ku mengenalnya. Seiring berjalannya waktu, aku telah mengenali namanya. HANY., itulah namanya, namanya indah,, seperti orangnya, dia bisa membuat ku lupa akan status artis ku sekarang, aku tak peduli sekarang dengan status ku kini, yang ku pedulikan adalah, ingin tetap bersamanya..
Setelah bercerita panjang lebar dengan hany, ku mengantarkannya pulang kerumah susun miliknya, ku tak menyangka, rumah yang begitu kecil ini dihuni seorang bidadari yang cantik jelita. Seandainya kau tahu isi hatiku hany, ku ingin memilikimu untuk selamanya.

******
Di sisi lain, biaya rumah sakit terus membengkak, hany yang terus berjuang mencari uang, di tengah malam, mencuri apapun itu untuk biaya rumah sakit adiknya, saat itu, hany lagi-lagi ketahuan polisi, membongkar paksa, sebuah mobil pribadi seseorang di gang yang jarang dilalui orang, sontak langsung hany, masuk kedalam mobil dan, mengemudikan mobil itu untuk melarikan diri. Kejar2an antara hany dan polisi pun tak dapat lg, dihentikan, hingga sampai ke sebuah gangg sempit, hany turun dari mobil, dan berlari menuju, gang2 sempit dengan cepatnya, dengan menggunakan topi coklat yang biasa dia gunakan tentu akan menyulitkan polisi untuk melihat wajahnya.

Tatapi, saat aku sedang asik dengan phonsel ku, besandar didinding tua, aku melihat Hany, berlari kencang, melarikan diri dari polisi, aku cemas melihatnya, aku tak dapt melihat hany, bersusah sendiri, hingga akhirnya, aku menarik hany bersembunyi di gang yang sangat sempit itu, dan ku menenangkan  hany utuk dapat kembali bernafas dengan tenang.
Ku sebenarnya tahu, selama ini aku diam2 memperhatikan aktifitas yang hany lakukan, diluar bersamaku, ku tahu, hany memerlukan uang itu untuk biaya pengobatan adiknya yang sedang berada dirumah sakit . Dengan penuh kesadaran, aku menarik topi choklat hany, dan ku kecup kening manis itu dengan cinta, ku melepaskan hany, berjalan sambil menggunakan topi itu keatas kepalaku, dan ku gunakan pula, jaket nya, untuk melengkapi penyamaranku, perlahan ku mengangkat kedua tanganku kearah polisi, dan berjalan untuk menyerahkan diriku pada polisi. Aku tak sanggup melihat hany, harus ditahan dikantor polisi karena perbuatannya, tapi aku,... biar aku saja yang menggantikan posisi hany sekarang ini, karena bagiku, tangisan hany, dapt menyayat hatiku yang terdalam ini, tapi sebaliknya, senyuman hany yang ku terima selama ini, adalah sebuah obat yang selama ini aku cari....

*******

4 tahun kemudian, dari dinding yang sangat tebal dan tinggi, hany sudah menunnguku di sebrang jalan, menantikan hari bebas ku dari penjara, suka cita ini kami terima dengan penuh rasa cinta yang kian hari- kian menguat.

Hany selama ini selau sabar menungg hari ini, dan hari ini pun telah jadi kenyataan, aku dan hany, berjalan menuju sebuah tokoh bunga , yang mana tokoh itu milik hany,, sekarang hany, sudah bisa mencari uang tanpa harus mencuri dompet orang lain, sebaliknya, aku,.. yang baru saja terbebas dari penjara, harus rela melepas statu artis ku,

Biasanya aku selalu mengguanakan pakaian mewah, kemeja, jas, dan sweeter yang hangat, tapi sekarang, aku hanya menggunakan sebuah baju jaket biasa, dengan celana gunung panjang yang sedikit sobek di dengkulnya.
Tapi ku terus berusaha, memulai hiduupku dari awal lagi, dengan adanya hany di sampingku, aku yakin dapat melewati dengan ringan,.
Hingga akhirnya, ku temukan sebuah pekerjaan baru, walaupun gajinya sedikit, tapi aku masih sangat bersyukur dengan itu,.

Disuatu sore aku, melihat sebuah kejadian pembunuhan yang dilakukan oleh sekelompok orang, berpakaian rapi jas hitam, hitam, membunuh seseorang yang menurutku biasa saja. Aku menyaksikan sebuah pisau itu masuk berkali kali ke dalam perutnya, sontak sekelompok orNG  itu melihatku, dengan wajah ingin membunuhku saat itu, mengejarku dengan cepat, aku segera masuk kedalam mobil, dan membawa lari mobil ini secepat mungkin ke temapt yang menurutku telah aman. Tapi pada akhirnya, aku terbebas dari musibah ini, sorenya aku berjalan menuju tokoh perhiasan yang terkenal di kota ku ini. Ku lihat sebuah cincin yang indah, menarik perhatianku.
Sontak terbayang wajah hany saat tersenyum jika nantinya aku memberikan cincin ini padanya... langsung saja ku belikan cincin ini untuknya, dibungkus dengan pita warna merah yang menambah cantik jika dipandang.,
Malamnya, ku berniat menuju rumahnya, ingin memberikan cincin yang kubeli tadi kepadanya., tapi naas, di tengah perjalanan aku bertemu dengan sekelompok orang berbaju rapi dengan jas hitam yang aku temui dulu.

Langsung mereka memukuliku, seakan tak ada ampun sedikitpun untukku, semua tubuhku habis dipukul mereka, hingga aku terjatuh merengkul, di atas jalan, dan tak sengaja hany berjalan menuruni tangga, dengan senangnya, melihat salju yang mulai turun,.
Raut wajah hany yang senang, berubah menjadi suram, ketika melihat ku terguling lemah, dipukuli sekelompok orang yang tak diketahui itu, secepatnya, hany berlari menuju ku,,, tapi hany, ditahan oleh 2 orang yang lain, berusaha menghalangi hany untuk menolongku, hal buruk pun tiba, ketika salah seorang dari mereka, mengeluarkan sebuah pisau dan menghujam perut hany., hany, tak berdaya, tetes demi tetes, cairan merah itu mengalir deras dijalan, mata hany kian redup, hingga akhirnya, hany harus menutup mata, untuk terakhir kalinya.

Aku yang menyadari itu, sontak berdiri, dan membalas pukulan dari orang2 tersebut, pada akhirnya, mereka kabur, meniggalkan kami berdua,. Aku segera menghampiri hany dengan penuh luka ditubuhku, dan aku berjalan menuju hany, dan langsung merangkul hany,. Tapi sayang, hany, tak tertolong, hany benar2 telah pergi meninggalkanku, sontak aku berteriak kuat, menangis kepalang, bersamaan dengan turunnya salju diantara kami berdua yang kian lama menyelimuti tubuh kami berdua...


Karya: Yunita Anggraini NA
Tanggal: 04012013




Reaksimu?

Share ya kalau suka

Tentang Penulis

0 komentar:

Catat Ulasan

close