// // Leave a Comment

Tak Jauh Dari Ku bahkan Begitu Dekat Dengan Diriku



Jari ku mulai menari nari diatas sebuah kertas putih, dengan bermodalkan sebuah pena tinta yang telah lama tidak aku gunakan, aku mulai menulis sebuah cerita hidup yang begitu nyata terjadi dihidupku, setelah sekian lama aku berhenti untuk menulis dan fokus untuk menjalani hari hari ku yang membosankan itu. Aku bingung akan memulai dari mana, akan ku ceritakan mulai dari mana, aku bingung. Sudah beberapa kali ku tullis kata demi kata yang kurangkai hingga menjadi sebuah kalimat, namun pada akhirnya aku menghapusnya kembali. Sudah hampir menjadi sebuah paragraf pada akhirnya ku hapus kembali. Mungkin karena telah lama tak menulis, bahasa ku mulai kurang menarik, pemilihan bahasa ku mulai tumpul, dan aku menyesali itu..

Setelah sekian lama otak ku berfikir untuk memulai untuk menceritakan, tiba tiba ada sebuah bayang hitam terlintas difikiran ku. Aku tutup kedua mata ku, dan aku berhenti untuk menulis. Semakin lama bayang itu semakin jelas, dan imajinasiku membawa ku masuk lebih dalam ke alam bawah sadarku. Dan akhirnya sebuah gambaran jelas nyata tercipta dalam hidupku. Saat itu dari balik jendela, perlahan ku buka kedua mata ku yang silau karna sang surya mulai menyapa ku di pagi hari, aku yang saat itu sedang duduk dikasurku yang berdekatan dengan jendela kamarku, melihat keluar jendela dan melihat pemandangan yang tak bisa ku llihat setiap harinya.

Bibir ku perlahan terangkat keatas, dan pipi ku perlahann memerah, aku menutup mulutku dan perlahan ku melirik keluar jendela kembali. Pemandangan yang indah dimata ku, bola mata coklat ku tak ingin lepas dari hal yang menarik ku lihat sekarang ini. Tangan ku menuju ke arah jantung ku berada, aku merasa jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya, aku gugup, cemas, tak tenang namun aku nikmati setiap perasaan yang timbul saat itu.

Tak jauh dari ku, hanya terpisah oleh dinding rumah, aku bisa melihat nya mulai sekarang setiap harinya dari balik jendela kamar ku. Seoarang pemuda dengan rambut ikal sedikit panjang yang dia punya telah menyita perhatian ku setiap harinya. Ku ketahui ternyata dia adalah tetangga baru disebelah rumahku, yang sudah lama tak berpenghuni. Aku yang saat itu masih duduk di bangku sekolah menengah atas tingkat akhir tentunya harus lebih rajin dan semangat dan betah dirumah untuk belajar mandiri di rumah.
Ku temukann alasan ku tuk betah dirumah, aku sering kali duduk dikasur dekat jedelaku sembari belajar sambil menunggu tetangga baru ku keluar sesekali. Terkadang aku lagi beruntung terkadang juga tidak, terkadag seharian dia tak keluar rumah, terkadang tak disadari dia keluar rumah.

Pada suatu ketika, pemuda itu berjalan lewat depan rumah ku, dengan saudara laki lakinya yang lain, aku terus melihatnya dr balik jendela ku, aku terkejut, dia berhenti didepan rumahku, dan membuka pagar rumah ku, lalu dia mengucapkan salam tanda ingin bertamu kerumah ku.
Ku lihat orang tua ku sibuk dirumah sebelahnya, lantah aku sendiri dirumah keluar dari pintu depan, aku mencoba untuk berikap biasa saja, senatural mungkin aku tak menunjukan rasa cemas dan gugup ku didepan dia.

“ iya kak, ada apa ya?” tanyaku dengan pelan. “ Ini dek, boleh pinjem tangga gak dek, kami baru pindah disebelah rumah adek ada yang mau di pasang diruamah” kata nya sambil tersenyum kepadaku. Aku refleks menunduk dan tersenyum malu pada nya, “ Ah boleh kak, tangga nya ada di rumah sebelah, disebelah ada bapak sama ibuk coba aja tanya dan masuk kedalam ya, lewat sana” kata ku sambil  menunjukan kearah yang harus dia lalui. “ oh iya terimakasih ya dek” dia pun pergi masuk kearah yang aku tunjukkan tadi.

Aku langsung lari menuju kamar ku kembali dan menutup pintu ku, dan duduk kembali di depan jendelaku, jantung ku tak beraturan iramanya, berdetak sesuka nya saja. Aku mengigit pena ku dan melihat dia keluar pagar rumah dan melewati depan rumah ku tepat dimataku. Aku menikmati pemandangan ini, ingin ku berteriak dan bertanya siapa nama nya, ingin kenal dia lebih jauh lagi, tapi aku terlalu malu untuk melakukan hal itu terhadapnya.

Hari demi hari telah berlalu, aku pun sudah tamat dari SMA, aku mulai kuliyah dan aku belum tau juga siapa nama tetangga sebelah ku. Suatu sore aku hendak pergi keluar, tapi ibu ku menyuruhku untuk memberikan sesuatu ke tetangga sebelah rumahku, aku menurutinya, aku tak berfikir akan bertemu dengan pemuda itu dirumah saat itu, ku fikir saudara perempuannya atau orang tuanya lah yang keluar saat itu.

“tok tok tok, assallammualaikum” sapa ku saat itu. “waalaikumsalam” terdengar suara pemuda yang aku belum ketahui namanya keluar membuka pintu, aku tak dapat menghindar, sekarang dia tepat berada didepanku, dengan tinggi badan yang menurutku tinggi untukku dia benar benar berdiri didepan ku dan meutupi semua bayangan tubuhku.

“ ini kak, ada titipan dari ibuk” kataku sambil memeberikan sebuah kantong plastik hitam kepadanya. “ oh iya dek terimakasih ya, mau kemana adek? Kok rapi gitu?” tanyanya sambil tersenyum manis kepada ku. “hem,, eh iya kak, mau pergi keluar bentar,, ke kampus kak” jawabku sambil terburu buru dan memainkan jilbab yang ku kenakan.

“ yaudah kak, adek pamit aasslmkum”  “ waalaikumslm” Aku begitu gugup berjalan membelakanginya, seakan ingin lari dan cepat masuk kamar untuk menenangkan jantung ini. Ini pertama kalinya aku diajak bicara sama pemuda yang dari dulu aku inginkan, hingga sekarang pun aku gak tau siapa namanya, sekolah dimana, atau udah kerja atau gimana aku gak tau. Begitu penasarannya aku, dan ingin kenali dia tapi aku tak mampu, dan merasa tak layak tuk kenal dengannya.

Bulan demi bulan telah terlewati, aku merasa aneh, aku tak lagi melihat pemuda itu melewati rumahku, terkadang aku sengaja untuk keluar bila terdengar suara motor tetangga sebelah dan pura pura menyapu teras rumahku, ternyata bukan dia, ternyata saudara laki lakinya. Keesokan harinya seperti itu juga,, ternyata bukan dia tapi saudara laki lakinya.

Lalu ibuk ku cerita tentang tetangga sebelah rumahku, dan dia menyebut sebuah nama, aku mendengarnya dengan sangat hati hati.. “Siapa buk?” tanya ku sekali lagi “GEFRY”  kata ibu ku sekali lagi. Aku tersenyumm dalam hati, ternyata namanya gefry, aku baru sadar namanya kak gefry, aku bahagia, lucu fikirku, sekedar tau namanya saja aku sudah senang seperti ini.

Aku dengar kembali cerita ibu ku, namun cerita ibu ku membuatku sedih, tertunduk lemah, ibu ku menceritakan pemuda itu, kalau dia pergi ke JEPANG untuk magang disana. Sedih begitu sedih yang kurasa, tenyata selama ini aku tak bertemu dengannya karena sebab ini, tanpa dia tau bagaimana perasaan ku padanya selama ini pada nya. Mungkinkah hanya aku yang merasakannya sendiri, lagi lagi cinta dalam hati ini, harus ku pendam sendiri, tanpa tau orang yang ditujunya, menikmati begitu indahnya perasaan ini sendiri tanpa tau kapan dia akan hilang kembali dari dalam hati.

Ku putuskan untuk menyimpan perasaan ini di tempat yang paling dalam di dasar hatiku, dan ku putuskan untuk keluar dari rumah pergi merantau ditahun 2013. Aku tidak tau kapan kak gefry akan kembali dari jepang, tapi sejak aku tahu di pergi, aku juga ingin pergi dari sini. Aku langkahkan kaki ku keluar dari zona aman ku, menuju dunia luar yang belum pernah lama aku kunjungi dan tinggali, berharap menemukan sesuatu yang hilang dari dalam diri ini. Melangkah dengan niat yang benar, aku akan temuakan arti hidup ini..
Sejak saat itu, aku hidup sebagaimana ingin ku hidup, setiap harinya aku berharap dapat melupakan perasaan yang pernah ada dulu. Bertahun tahun ku lalui, aku mulai hidup dengan penuh tawa dan ceria ku kembali, suatu ketika aku  pulang ditahun ke dua ku tinggalkan zona aman ku,, ini mengejutkannku, tetangga sebelahku tak ada lagi disana, dia pindah ke belakang rumah ku yang tak jauh dari gang yang sama, namun bagiku sama saja, pindah pun aku tak bisa melihatnya lagi, berada disamping rumah ku pun, aku juga tak bisa melihatnya lagi. Toh dia juga tak ada disini lagi..

Malam itu aku dundang ke acara lamaran saudara perempuannya kak gefry, tentu dengan senang hati aku datang bersama saudara laki lakiku.. sudah lama rasaku, tak bertemu tetangga sebelah rumah ku, syukurlah mereka baik baik saja dirumah barunya, saudara perempuannya bernama ayuk wiwit, dia mengajaku masuk kedalam kamarnya dengan gadis yang lain. Aku tak terbiasa duduk bersantai, aku lebih memilih didapur bersama ibuk ibuk lainnya. Namun ketika acara dimulai ayuk wit mengajak ku kemabli ke kamarnya untuk menemaninya.. aku mendengar ayuk wit bercerita tentang kak gefry di jepang. Terlihat oleh ku foto kak gefry saat main di salju saat itu sambil menggunakan skyboat. Senyum ku terukir begitu saja, namun aku menyembunyikannya dari saudara perempuannya.

Bagiku perasaan itu tak lah hilang sepenuhnya, dia masih tersimpan dengan rapi di dalam ini. Hanya saja karena hanya aku yang merasakan itu lebih indah dari imajinasiku.. Dan akan tersimpan tanpa dia ketahui dulu sekarang dan yang akan datang. Karena bagiku cinta tak harus  memiliki, bahagia nya bagiku sudah cukup membuatku   tersenyum seperti ini. Hidupnya disana aku tak tau apakah dia bahagia disana atau tidak, tapi melihat dari fotonya aku rasa dia bahagia dengan hidup barunya. Aku juga harus bahagia dengan hidupku sekarang di tempat ku yang baru ini.

Tak lama ku pulang kerumah, aku harus menyelesaikan kulliyahku, demi tercapai apa yag ku impikan selama ini, dan akhirnya aku kembali merantau dan keluar dari zona amanku. Begitu kuat ambisiku untuk menyekesaikan study ku disini, dan sesuai target ku, aku bisa membawa kedua orang tua ku kedepan muka umum bersamaku menemaniku saat ku wisuda. Alhamdulillah Allah masih memberikanku kesempatan untuk menjadi lulusan terbaik di tempat ku kuliyah sekarang, dan aku bisa melihat senyum kedua orang tua ku melihatku dengan bahagia saat ku ajak beliau kedepan hadapan semua rektor dan departemen pendidikan bahkan kesehatan laiinnya. Namun kau belum punya niat untuk pulang ke ruamh, aku masih punya target lainnyaa, bekerja di tempat yang sangat aku impikan, didaerah yang baru, dengan orang baru, suasana baru, akan lebih tertantang perjalanan hidupku dibandingkan harus pulang kerumah dan dimanja dengan harta orang tua yang ada.
Hidup sebenarnya baru akan dimulai, perjuangan ku baru akan dimulai, dengan modal nekat, tekat dan doa orang tua, aku berpetualang sendiri, di akhir tahun 2016 aku menelusuri setiap daerah sendiri, kesana kemari mengantar lamaran kerja, disemua sudut kota tak luput aku kunjungi dan ku singgahi. Sempat ku merasa lelah, tapi aku tak bosan untuk menunggu, panggilan kerja berdatangan menghampiriku, kesana kemari ku ikuti, semuanya ku lalui suka duka ku telan sendiri. Hingga suatu ketika panggilan kerja dari daerah rumahku dulu membuatku untuk kemabali pulang. Mungkin ini membang jalan hidupku dan takdir Allah yang sudah digariskan untuk ku.

Aku kembali pulang kerumah untuk mengikuti tes kerja di RS swasta yang ada di sana. Sebelumnya tetangga depan rumah ku ada acara nikah, tentunya dengan senang hati aku datang, setidaknya aku bisa sedikit menolong bagian dapurnya. Aku sibuk di dapur, aku bahkan tak sadari orang yang aku tunggu selama ini tak jauh berada dari ku. Kalian masih ingat? Ya kak GEFRY, aku tidak tau kalau dia sudah pulang ke  indonesia, dan sekarang berada tepat disampingku. Ku lihat dia perlahan, aku takut mengejutkannya atau risih karena adanya hadirku. Ku kedipkan mata berulang kali, ku gosok kedua mataku berulang kali, sesekali ku cubit tangan ku, ternyata memang benar kak Gefry tepat berada disampingku.

Jantung ku sontak berdebar kembali, aku sulit mengontrol debaran ini, aku ingin lari namun aku tak bisa, aku terkepung diantara kerumunan ibuk ibuk didapur, aku ingin menyembunyikan wajahku darinya, ku belakangi dia lalu aku terus bekerja seperti biasanya. Namun pada akhirnya aku ketahuan juga karena ibunya menyapaku.. “ hey yuni, kapan pulang, udah lama tak ketemu, diamana kerja sekarang,?” sontak pencah lamunannku karen ibunya menyapaku “ hehehe, iya buk, baru tadi malam sampai dirumah, pulang kesini karena ada panggilan tes buk di RS itu, ya mungkin selama tes yuni dirumah buk, kalau gak lulus ya yuni pergi lagi ke tempat lain” kataku sambil malu malu dilihat sama kak gefry.

“hem bagus itu, itu kan RS swasta yg bagus disitu yun, semoga dimudahkan ya” kata ibu kak gefry kepada ku. Sambil tersenyum aku berusaha menyembunyikan rasa malu ku kepada ibunya. Ibu ibu yang lain menyambar pembicaraan kami. “yun, kamu kapan nikahnya, gak tu sama anak ibuk itu aja, kan ganteng dia tu” aku pun tertawa mendengarnya sambil malu malu.
“iya yun, mau yuni sama anak ibuk, sama kak gefry,iya mau??” kata ibu kak gefry sambil mencolek diriku. Aku begitu malunya, tak bisa menahan rasa malu ini aku berdiri dan tertawa dan keluar dari dapur dan menuju ke tempat meja jaga makanan. Ku lihat kak gefry pun keluar dan duduk tepat berada di sebelah saudara laki laki ku. Sesekali aku melihatnya dari jauh, dan tenyta dia begitu juga melihat kearah ku tanpa aku sadari. Entah apa yang menarik dari diriku, tapi aku merasa aku di perhatikan setiap kali aku tak melihat ke arahnya dan aku sadari itu.

Aku tak bisa menahan tenyata aku tersenyum begitu saja ketika aku memikirkan perkataan ibu ibu itu dan ibu kak gefry tadi, entah aku senang atau gimana yang jelas sekarang aku senyum senyum sendiri sejak tadi. Acara ijjab dan kabul dimulai, aku kepo, aku penasaran, aku melihat diantara banyak orang, dan seorang anak menghalangi padanganku, sontak dari belakang ibu kak gefry berkata, “nak duduk kami mau lihat juga ni”.

Mendengar itu aku senyum sendiri, entahlah aku merasa lucu, senang bahagia bahkan malu, aku tidak menyangka akan dipertemukan seperti ini, dengan kondisi saat ini, bbegitu misterius jalan hidup ini. Aku mulai lelah aku mulai duduk menyender di dinding, kak gefry ku lihat ikut duduk disebelahku, kami saling diam, namun sudah saatnya aku mulai menyingkirkan perasaan takut ku. Ku beranikan untuk betanya tentang dia.
“hay kak, apa kabar, cie dah pulang dari jepang, asik ya dijepang, kapan sampe di sini, kerja dimana sekarang kak, rencana mau balik ke jepang lagi?” tanya ku dengan begitu banyak pertanyaan. “ iya dek, alhmdulillah baik, biasa aja di jepang dek, ya sekarang kak ngajar aja di LPK disini, belum ada rencana mau balik kejepang si tapi nanti lah mungkin, nah adek sekarang kerja dimana ni?” kata kaka gefry balik menanyaiku.

“ hem yuni, dapat panggilan tes kak di RS swasta pulang ni karena mau ikut tes aja,, kalau enggak ya mungkin masih bertahan disana,” jawab ku saat itu. “ oh gitu semoga dimudahkan ya, dan yang terbaikya, semangat aja ya” katanya sambil tersenyum kepada ku... aku pun Cuma bisa membalas senyumnya dan meangguk saja. Hari sudah muali siang, rumah ku yang tak jauh mudah untuk dijangkau, aku lelah, aku minta kunci rumah dengan saudara laki laki ku yang sat itu sendang duduk berdekatan dengan kak gefry. Aku berlagak cuek, takut disapa, lalu lari kembali kerumah, aku buka pintu pagar, dan masuk kekamar, mendinginkan  tubuh dan sambil melihat dari balik jendela yang bersejarh ini. Sudah lama kataku dalam hati, sudah lama tidak seperti ini, aku hempaskan tubuh mungilku diikasur dan beristirahat sejenak.

Siang berganti malam, malam itu entah kenapa aku iseng membuka media sosial yang telah lama tidak aku buka. Tak kelang berapa menit aku menerima permintaan pertemanan dari kaka Gefry saat itu. Aku terkejut lantas heran, tak fikir panjang aku menerima pertemannannya dan tak lama kemudian ssebuah pesan untuk pertama kalinya masuk dari seorang pemuda yang bernama kak gefry kepada ku saat itu.

“ aslmkum yuni, apa kabar udah tamat kuliyahnya?”
“waalaikumsalam, alhmdulilllah baik, kak apa kabar? Kapan balik dari jepang?”
Xxxx xxx   x x   x x x x

Mulai dari saat itu aku mulai bercerita panjang dengan dia, ku harap ini bukanlah akhir, fikirku kenapa tidak dari dulu aku bisa dekat dengan dia, kenapa baru sekarang ketika jarak memaksa untuk memisahkan kami, mungkin ini memang jalan takdir ku dan takdirnya seperti ini, aku hanya bisa menjalani saja seperti layaknya air mengalir dan apa adanya, lagian aku juga tidak tau dia uah ada ceweknya atau tidak, aku tak tau, bahkan aku sendiri sudah punya cowok yang mengisi hati ku saat ini. Aku tidak tau aku akan berjjodoh atau tidak dengannya yang pasti aku menjalani nya seperti biasa saja.
Hari berhanti hari, bulan berhanti, sekarang sudah ditahun 2017 aku disini sudah mulai bekerja di sebuah RS swasta yang berada jauh dari rumahku, aku menjalani hari ku dengan orang baru, suasana baru, lingkungan baru, bahkan keluarga baru yang ku temukan di perantau ini. Berat hari yang ku lalui namun tetap sabar ku lewati karena semuanya adalah keputusanku untuk keluar dari zona aman, apapun resiko nya akan ku telan bulat bulat. Sedih senang, suka duka aku lewati bersama teman seperantauan seperjuangan, yang membuatku terus bertahan hingga saat ini menutup telinga dari perkataan kassar orang lain tentang diriku, menutup mata dari kekejaman dunia yang terlanjur aku saksikan.

Hingga suatu ketika aku benar benar muak dengan semua masalah yang ada, aku terdiam diri, merenung begitu panjang lamunanku, semua ketidak pastian yang begitu menghantuiku, ku mulai mendengar pendapat orang lain tentang hubungan yang ku jalani dengan teman lelaki ku, aku mulai ragu, aku mulai tak yakin dengan pilihan hidup yang  ku ambil saat ini. Hatiku tak merasakan ketenangan lagi, hatiku seakan memberontak ingin dimengerti dan di hargai sebagai seorang wanita. Bukan seperti ini yang ku mau bukan seperti ini yang kuinginkan. Bukan seperti ini yang seharusnya aku lakukan sejak dulu. Disepanjang lamunanku aku teringat seorang yang membayangiku, aku teringat seorang yang dulu pernah singgah dihatiku. Aku mengingat nya, kak gefry, tetiba aku mengingatnya, ku ambil phonsel yang ku punya, ku lihat kontak mtassangernya, dan ku tanyai kabarnya, hatiku meminta untuk menanyakan kabarnya saat ini,, hati ku ingin merasakan ketenangan bersama nya, hati ku ingin dinasehatinya dengan semua masalah yang bertubi tubi menghampiriku, aku ingin dia yg menasehati ku saat ini.

Tak butuh waktu lama, tenyata kak gefry merespons pesan dari ku, semu nasehat yang dia sampaikan pada ku, setiap perkataannya, suaranya bahkan wajah nya sekarang semakin jelas disetiap hariku, aku merasa ketenangan, kenyamanan,h arti darii dihargai, diipahami, dan aku takut karenanya aku akan jatuh cinta lagi dengannya.

Semua permasalahan yang kujalani sekarang ku ceritakan semuanya dengannya, aku tak berfikir macam macam sekarang, aku lebih suka kak gefry selalu ada seperti saat ini sebagai seorang kakaku yang selalu menasehati dengan kedewasaana dibandingkan seperti dulu, perasaanku, rasa syang ku yang sepihak terhadapnya akan melukai hatiku sendiri.
Ketika aku mulai nyaman dengan setiap kebaikan yang diberikannya kepada ku, kak gefry saat itu tetiba memanggilku dengan sebutan sayang. Sontak aku terdiam, aku tak biasa mengeluarkan satu kata pun dari bibirku, aku hanya tersenyum dalam hati, aku tak tau apa maksudnya, atau kah kakak hanya mempermainkan ku sebagi seorang adek atau itu benar benar datangnya dar hati nya.

Aku tak ingin terbawa perasaanku sendiri, aku tak mau merusak yang telah lama ini sudah baik bagi ku dan bagi nya. Cukup begitu lama aku merasakannya sendiri, berkelana dari satu hati ke hati yang lain ke arah yang tak pasti. Aku sudah lelah begitu sering menggantungkan perasaan kepada orang yang salah. Dan pada akhirnya aku juga yang akan merasakan sakitnya nantinya.

Malam itu, lewat via telefon dia berkata kepada ku, dia ingin serius menjalani hubangan ini dengan ku. Jika aku jujur dengan perasaan ku dengan nya, jika aku menyukai dirinya, dia ingin serius denganku, dia ingin menikahi diriku, dia tak mengajaku untuk pacaran, tapi dia iingin menikahi aku. Sontak jantungku berdebar dengan kencangnya, bukankah selama ini hanya kau yang merasakan, bukan kah selama ini hanya aku yang menyukai dia. Aku tak habis fikir pada akhirnya Allah membolak balikan kembali hati yang ku kubur sejak dulu, karena ku  takut tersakitii kembali, ku tutup cerita lama ku, tak berani ku buka kembali, setidaknya aku bisa merubah ceritanya fikrku. Tapi pada kenyatannya Allah ikut dalam perkara ini, apa yang terjadi saat ini? Bukankah selama ini hanya aku bukankah selama ini dia tidak merasakan hal yang sama  kepadaku. Kenapa sekarang tetiba hatinya dia berikan kepadaku? Dalam ikatan suci yang diridhoi oleh Allah.
Apa yang harus aku jawab sekarang?apa yang harus aku katakan sekarang, aku bingung, aku perlu waktu untuk meyakinkah hati ku ini masih ada untuk nya atau tidak ada sama sekali lagi. Kita sama jauhnya, kita sama tak saling sering bertemu, kita juga pernah berada di hati yang salah, memberikan perassaan kita kepada orang yang salah, tapi kita kembali, kita diipertemukan kembali lewat doa yang sama, lewat perantara yang sama. Jikalah memang ini adalah kehendak Allah, jikalah ini memang ada campur tangan dari Allah, tentunya ini akan dipermudahkan hingga akhir tentunya masalah yang akan datang akan bisa kita lalui bersama.

“benarkah akan keseriusan ini kamu tujukan padaku kak?, sungguh aku lelah dengan setiap hati yang pernah singgah lalu pergi begitu saja, nia meninggalkan bekas yang dalam namun kau harus terus mencoba tuk tertawa. Benarkah keseriusan ini kamu tujukan padaku kak? Jikala memamng benar tolong berikan aku waktu untuk meyakinkan hatiku padamu, karena ada satu hal yang tak pernah kamu ketahui kak, aku dulu pernha menyukaimu, jatuh hati padamu, tapi aku menyimpannya begitu lamanya, hingga kita sama sama pergi menggapai impian kita masing masing aku bertekat untuk melupakan cintaku padamu. Aku tak mampu menyimpan cintaku lebih lama, karena cinta itu sepihak untukku, karena cinta itu hanya aku yang merasakan, tak pernah terucap dibibir ini bagaimana perasaanku padamu. Namun malam ini ku beritahu kakak yang sebenarnya kalau aku pernah menyukaimu dulu lamanya, namun aku takut, aku segan, aku bukan wanita yang kamu harapkan, sudah sejak lama kau ingin bertegur sapa denganmu, sudah lama aku ingin tertawa bersama mu seprti saat ini, bagiku kamu terlalu tinggi bagiku, kakak tak kan pernah melirik ke arahku, aku takut ditolak, jadi aku memutuskan untuk menyimpannya dan ku bawa pergi dari sana.”

Begitu jujur malam ini aku katakan kepadanya kalau aku dan tentang perasaan sepihakku akhirnya tersampaikan kepada dia. Kepada dia yang membuat aku bertahan sejauh ini, yang dulu pernah membuatku tersenyum tersipu malu karenanya, yang tiap saat mencari alasan tuk bisa disapanya, tuk bisa bertegur sapa, semua ku sengaja demi bisa melihatnya.
“dan harus kamu tau dek, sebenarnya perasaanmu dulu tidaklah hanya sepihak, kakak merasakan hal yang sama denganmu dulu, kakak ingin sekali tertawa bersamamu, bercerita bersamamu, namu kamu tau bagaimana kondisi kakak saat itu, kakak terlalu malu dengan kondisi kakak saat itu, kakak segan utnuk mendekatimu, kakak begitu tertarik dengan kepribadian adek, kakak juga sering melakukan hal yang sama dengan adek, terkadang kakak lihat adek duduk sama ibuk diteras berdua, kakak peranah melihat rumah adek sambil berjalan pulang berharap adek akan keluar saat itu. Sekarang kakak ingin tau, bagaimana perasaan adek sama kakak sekarang, sudah hilangkah semua perasaan adek sama kakak?, perasaan kakak yang sudah lama itu kembali lagi dek, mencari adek, menunggu adek, kakak udah keliling dek kesana kemari mencari, udah sampe keluar sampe ke jepang, kakak tidak bisa temukan orang yang bisa lengkapi hidup kakak. Kakak sekarang berhenti untuk mencari dek, kakak udah temukan orangnya, ternyata tak jauh dari diriku dek, disebelah rumah kakak tulah rupanya dia berada. Kalau adek memang masih ada perasaan itu sama kakak, kakak mau seerius sama adek, insylh kakak mau nikahi adek. Kakak akan buktikan rasa cinta kakak yang sebenarnya sama adek, kakak akan datangi rumah adek temui bapak dan ibuk kalau kak emang serius dengan perkataan kakak.”

Mendengar perkataan dari nya aku terdiam, suka duka, haru tak bisa lagi ku bendung, jantung ku begitu tak bisa aku kendalikan, rasa ingin mennagis, tp aku bahagia, begitu bahagia hingga tak bisa aku katakan lewat tulisan ini. Apakah ini benar akhir yang bahagia? Sekian panjang aku menunggu, berdoa dalam kegagalan sebelumnya, inikah jawaban yang Allah berikan untuku dan dirinya?? begitu dekat. Begitu dekat dari ku. Ternyata Jodohku tak jauh dari diriku.

Insyallah aku siap dilamarmu kak gefry.

Reaksimu?

Share ya kalau suka

Tentang Penulis

0 komentar:

Catat Ulasan

close