// // 5 comments

Berbalas Pantun Tentang Cinta


Bandung dulu
Baru Jakarta
Senyum dulu
Baru Dibaca

Pergi kepasar bertemu Gayus
Melihat Gayus membawa kain
Kalau putus katakana putus
Biar kita cari yang lain

Jahit kain benangnya putus
Benangnya putus disambung  kartika
Untuk apa katakana putus
Kalau kita saling cinta

Hari senin waktunya upacara
Lagu wajibnya satu nusa satu bangsa
Tak usah kau banyak bicara
Karena hatiku tak ada rasa

Keju habis dimakan tikus
Kejunya habis makan semangka
Mengapa kita harus putus
Kalau kita masih suka

Kalau makan pake gigi
Kalau lihat pake mata
Sudah jangan merayu lagi
Karena hatiku telah buta

Beli sepatu nomor satu
Ambil sepatu berwarna biru
Tak ingatkah kau saat itu
Saat ku bilang I Love you

Sebelum tidur berdoa dulu
Tidak lupa menggosok gigi
Masa lalu masa lalu
Tak usah kau ingat lagi

Pasang jebakan tertangkap tikus
Satu jebakan tikusnya dua
Mengapa kamu ingin sekali putus
Apakah karena orang kedua

Gigi tikus ada dua
Dipake untuk gigit sepatu
Putus bukan berarti mendua
Karna hatiku hanya ada satu

Buah anggur buah duku
Hanya tumbuh dimusim tertentu
Jangan pergi duhai sayangku
Aku tak bisa hidup tanpa mu

Duduk dikursi menjahit kain
Jari terluka terkena jarumnya
Cari saja wanita lain
Yang sempurna seperti dirinya

Pagi- pagi sudah bertamu
Dipersilahkan duduk dahulu
Tak mudah untuk melupakan dirimu
Terlalu manis kenangan yang lalu

Kalau sedih pinjamkan bahu
bahu khusus untuk diriku
Aku hanya ingin tahu
Masihkah kau mencintai diriku

Buku itu gudang ilmu
Baca buku banyak tahu
Betapa aku mencintaimu
Lebih dari yang kau tahu

Kalau cantik itu jelita
Kalau harum itu wangi
Kalau memang masih cinta
Jangan tinggalkan aku lagi

Kalau malas nanti bodoh
Harus bisa giat lagi
Sungguh aku telah bodoh
Bila ku tinggalimu lagi

Belajar biologi sama bu Marta
Membahas materi Jaringan Hewan
Terima kasih cinta
Untuk segala yang kau berikan

Fermentasi contohnya ragi
Harus menunggu sampai seminggu
Taka akan ku ulangi lagi
Semua kesalahan ku pada dirimu

Burung irian
Burung cendrawasih
Cukup sekian
Dan terimakasih

Yunita Anggraini NA
12012013
Read More
// // Leave a Comment

Bawalah Aku Tuhan

Perlahan cairan hangat berwarna merah kental  itu mulai mengalir melewati kedua bibir mungil ku.,aku tak dapat berfikir dengan  baik sekarang, seakan jiwaku telah dikuasai setan seutuhnya., kepalaku refleks menoleh kekiri dan kekanan tidak beraturan, kedua tangan yang keras itu berulang kali menghajarku hingga ku tersakiti., aliran hangat mulai membanjiri kedua kelopak mataku, “bunuh saja aku, bunuh saja aku” itulah yang ingin ku katakan kepada dia.,

Mati fikirku., mati saja., aku tak apa mati ditangan ayah ku sendiri., hingga aku beranikan mengangkat kepalaku, dan melihat kearah mata ayahku sendiri., dan dengan marahnya ayahku semakin memelototkan matanya dihadapan ku.,
Hingga akhirnya dia mulai menarik tanganku sekuatnya, dan memutar pergelangan tangan ku, aku merintih kesakitan, rasanya tangan ku bergeser antar sendinya, “patah” fikirku, patahlah tanganku, tanganku patah karena ulang setan yang merasuk didalam diri ayahku.,.

Tangan itu selalu ku ingat, teringat betapa kasarnya bersarang dikedua pipi ku, saat ku mulai merontah, melepaskan diri dari tangan itu, aku dipaksa kembali berada diposisi awalku, terduduk disebuah kursi panjang diruang keluargaku, dan hingga 2 cm lagi hampir mengenai pipi kiriku yang belum berhenti mengeluarkan darah, ibu cepat cepat memegang tangannya dan mengusirku untuk lari ke kamar tidurku.,
Aku pun segera berjalan menuju kamar tidurku, tapi belum sempat ku setengah jalan, dia mulai mengambil sebuah jeruk yang tak jauh dari posisinya, dan cepat dia lempar tepat mengenai punggung belakangku.,
Aku merasa sakit, lahir batin ku terasa sakit, hingga ku berada disebuah kamar yang tenang dan nyaman, ., ku ambil sebuah kertas dan sebuah pena., menulis sebuah tulisan yang ku gunakan untuk meluapkan seluruh emosi ku sekarang ini.,.

Oh iya., perkenalkan dulu, aku adalah HANA seorang anak gadis berusia 17 tahun, aku lahir dari sebuah keluarga yang biasa biasa saja, .,  jika kalian bertanya padaku apa masalahnya., tentu itu masalah pribadi., beginilah aku, hampir seminggu sekali bahkan 3 hari sekali aku mengalami peristiwa seperti ini., aku tak tahu kenapa, semenjak ayah ku terserang penyakit seperti itu , emosi ayah selalu tidak terkontrol., aku selama ini selalu memaklumi apa yang dia lakukan padaku., tapi kali ini aku tak bisa tingggal diam menanggung semua sakit ini.,

Tangisan., ha? Selalu menghiasi hari hariku., paling Cuma 2 hari keadaan membaik., tapi selanjutnya, kembali lagi berantakan seperti biasa., kadang aku bosan berada dirumah, tak jarang aku sengaja untuk pulang berlama lama dari sekolah ku.,
Sekarang malam sudah mewarnai hatiku yang membuat semakin kelam terasa., aku lelah sekali., sangat lelah., aku ingin tidur dulu., tertidur dipangkuan orang yang menyayangiku.,

Tuhan., bolehkah aku bertemu dengan mu sebentar saja, aku hanya ingin mengadu pada mu., mengeluh dengan cobaan yang kau beri, tapi tuhan pantaskah aku berdiri dihadapanmu sekarang ini., ?? tuhan bawa aku keatas sana, agar aku tak merasakan apa yang aku rasakan saat ini., aku ingin tersenyum dengan anugrah mu tuhan.,
Tuhan izinkan aku tidur dipangkuanmu sebentar saja., biarkan aku merasakan kenyamanan itu walaupun hanya sesaat saja.,

By: Yoenitha NA
25022013
Read More
// // Leave a Comment

Kisah Bunga Mawar dan Pohon Bambu


Di sebuah taman, terdapat taman bunga mawar yang sedang berbunga. Mawar-mawar itu mengeluarkan aroma yang sangat harum. Dengan warna-warni yangcantik, banyak orang yang berhenti untuk memuji sang mawar. Tidak sedikit pengunjung taman meluangkan waktu untuk berfoto di depan atau di samping taman mawar. Bunga mawar memang memiliki daya tarik yang menawan, semua orang suka mawar, itulah salah satu lambang cinta.
Sementara itu, di sisi lain taman, ada sekelompok pohon bambu yang tampak membosankan. Dari hari ke hari, bentuk pohon bambu yang begitu saja, tidak ada bunga yang mekar atau aroma wangi yang disukai banyak orang. Tidak ada orang yang memuji pohon bambu. Tidak ada orang yang mau berfoto di samping pohon bambu. Maka tak heran jika pohon bambu selalu cemburu saat melihat taman mawar dikerumuni banyak orang.

“Hai bunga mawar,” ujar sang bambu pada suatu hari. “Tahukah kau, aku selalu ingin sepertimu. Berbunga dengan indah, memiliki aroma yang harum, selalu dipuji cantik dan menjadi saksi cinta manusia yang indah,” lanjut sang bambu dengan nada sedih.
Mawar yang mendengar hal itu tersenyum, “Terima kasih atas pujian dan kejujuranmu, bambu,” ujarnya. “Tapi tahukah kau, aku sebenarnya iri denganmu,”

Sang bambu keheranan, dia tidak tahu apa yang membuat mawar iri dengannya. Tidak ada satupun bagian dari bambu yang lebih indah dari mawar. “Aneh sekali, mengapa kau iri denganku?”
“Tentu saja aku iri denganmu. Coba lihat, kau punya batang yang sangat kuat, saat badai datang, kau tetap bertahan, tidak goyah sedikitpun,” ujar sang mawar. “Sedangkan aku dan teman-temanku, kami sangat rapuh, kena angin sedikit saja, kelopak kami akan lepas, hidup kami sangat singkat,” tambah sang mawar dengan nada sedih.

Bambu baru sadar bahwa dia punya kekuatan. Kekuatan yang dia anggap biasa saja ternyata bisa mengagumkan di mata sang mawar. “Tapi mawar, kamu selalu dicari orang. Kamu selalu menjadi hiasan rumah yang cantik, atau menjadi hiasan rambut para gadis,”
Sang mawar kembali tersenyum, “Kamu benar bambu, aku sering dipakai sebagai hiasan dan dicari orang, tapi tahukah kamu, aku akan layu beberapa hari kemudian, tidak seperti kamu,”
Bambu kembali bingung, “Aku tidak mengerti,”

“Ah bambu..” ujar mawar sambil menggeleng, “Kamu tahu, manusia sering menggunakan dirimu sebagai alat untuk mengalirkan air. Kamu sangat berguna bagi tumbuhan yang lain. Dengan air yang mengalir pada tubuhmu, kamu menghidupkan banyak tanaman,” lanjut sang mawar. “Aku jadi heran, dengan manfaat sebesar itu, seharusnya kamu bahagia, bukan iri padaku,”

Bambu mengangguk, dia baru sadar bahwa selama ini, dia telah bermanfaat untuk tanaman lain. Walaupun pujian itu lebih sering ditujukan untuk mawar, sesungguhnya bambu juga memiliki manfaat yang tidak kalah dengan bunga cantik itu. Sejak percakapan dengan mawar, sang bambu tidak lagi merenungi nasibnya, dia senang mengetahui kekuatan dan manfaat yang bisa diberikan untuk makhluk lain.

Daripada menghabiskan tenaga dengan iri pada orang lain, lebih baik bersyukur atas kemampuan diri sendiri, apalagi jika berguna untuk orang lain

Read More
// // Leave a Comment

Kisah Telur, Wortel, dan Kopi


Seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kehidupannya dan menanyakan mengapa hidup ini terasa begitu berat baginya. Ia tidak tahu bagaimana menghadapinya dan hampir menyerah. Ia sudah lelah untuk berjuang. Sepertinya setiap kali satu masalah selesai, timbul masalah baru.

Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur. Ia mengisi 3 panci dengan air dan menaruhnya di atas api.
Setelah air di panci-panci tersebut mendidih. Ia menaruh wortel di dalam panci pertama, telur di panci kedua dan ia menaruh kopi bubuk di panci terakhir. Ia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata. Si anak membungkam dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan apa yang sedang dikerjakan sang ayah. Setelah 20 menit, sang ayah mematikan api.

Ia menyisihkan wortel dan menaruhnya di mangkuk, mengangkat telur dan meletakkannya di mangkuk yang lain, dan menuangkan kopi di mangkuk lainnya.
Lalu ia bertanya kepada anaknya, “Apa yang kau lihat, nak?”"Wortel, telur, dan kopi” jawab si anak. Ayahnya mengajaknya mendekat dan memintanya merasakan wortel itu. Ia melakukannya dan merasakan bahwa wortel itu terasa lunak. Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, ia mendapati sebuah telur rebus yang mengeras.

Terakhir, ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi. Ia tersenyum ketika mencicipi kopi dengan aromanya yang khas. Setelah itu, si anak bertanya, “Apa arti semua ini, Ayah?”
Ayahnya menerangkan bahwa ketiganya telah menghadapi ‘kesulitan’ yang sama, melalui proses perebusan, tetapi masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda.
Wortel sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus, wortel menjadi lembut dan lunak. Telur sebelumnya mudah pecah. Cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras. Bubuk kopi mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, bubuk kopi merubah air tersebut.

“Kamu termasuk yang mana?,” tanya ayahnya. “Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana kau menghadapinya? Apakah kamu wortel, telur atau kopi?” Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu adalah wortel yang kelihatannya keras, tapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan, kamu menyerah, menjadi lunak dan kehilangan kekuatanmu.”

“Apakah kamu adalah telur, yang awalnya memiliki hati lembut? Dengan jiwa yang dinamis, namun setelah adanya kematian, patah hati, perceraian atau pemecatan maka hatimu menjadi keras dan kaku. Dari luar kelihatan sama, tetapi apakah kamu menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku?.”

“Ataukah kamu adalah bubuk kopi? Bubuk kopi merubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, untuk mencapai rasanya yang maksimal pada suhu 100 derajat Celcius. Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin nikmat.”

“Jika kamu seperti bubuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk, kamu akan menjadi semakin baik dan membuat keadaan di sekitarmu juga membaik.”

“Ada raksasa dalam setiap orang dan tidak ada sesuatupun yang mampu menahan raksasa itu kecuali raksasa itu menahan dirinya sendiri”


Read More
// // Leave a Comment

Belajar dari sebuah Pohon



Suatu ketika, di sebuah padang, tersebutlah sebatang pohon rendang. Dahannya rimbun dengan dedaunan. Batangnya tinggi menjulang. Akarnya, tampak menonjol keluar, menembus tanah hingga ke dalam. Pohon itu, tampak gagah di banding dengan pohon-pohon lain di sekitarnya.

Pohon itupun, menjadi tempat hidup bagi beberapa burung disana. Mereka membuat sarang, dan bergantung hidup pada batang-batangnya. Burung-burung itu membuat lubang, dan mengerami telur-telur mereka di dalam pohon itu.

Pohon itupun merasa senang, mendapatkan teman, saat mengisi hari-harinya yang panjang. Orang-orang pun bersyukur atas keberadaan pohon tersebut. Mereka kerap singgah, dan berteduh pada kerendangan pohon itu. Orang-orang itu sering duduk, dan membuka bekal makan, di bawah naungan dahan-dahan. "Pohon yang sangat berguna," begitu ujar mereka setiap selesai berteduh. Lagi-lagi, sang pohon pun bangga mendengar perkataan tadi.

Namun, waktu terus berjalan. Sang pohon pun mulai merasa sakit-sakitan. Daun-daunnya mulai kekuningan, ranting-rantingnya pun mulai berjatuhan. Tubuhnya, kini mulai kurus dan pucat. Tak ada lagi kegagahan yang dahulu di milikinya. Burung-burung pun mulai enggan bersarang disana. Orang-orang tidak mahu lagi mendekati dan singgah untuk berteduh.

Sang pohon pun bersedih. "Ya Tuhan, mengapa begitu berat ujian yang Kau berikan padaku? Aku inginkan teman. Tak ada lagi yang mau mendekatiku. Mengapa Kau ambil semua kemuliaan yang pernah aku miliki?" begitu ratap sang pohon, hingga terdengar ke seluruh hutan. "Mengapa tak Kau tumbangkan saja tubuhku, agar aku tak perlu merasakan siksaan ini? Sang pohon terus menangis, membasahi tubuhnya yang kering.

Musim telah berganti, namun keadaan tidak juga berubah. Sang pohon tetap kesepian dalam kesedihannya. Batangnya tampak semakin kering. Ratap dan tangis terus terdengar setiap malam, mengisi malam-malam hening yang panjang. Hingga pada saat pagi menjelang.

"Cittt...cericirit...cittt" Ah suara apa itu? Ternyata, .ada seekor anak burung yang baru menetas. Sang pohon terhenyak dalam lamunannya. "Cittt...cericirit...cittt", suara itu makin keras melengking. Ada lagi anak burung yang baru lahir. Lama kemudian, riuhlah pohon itu atas kelahiran burung-burung baru. Satu...dua...tiga...dan empat anak burung lahir ke dunia. "Ah, doaku di jawab-Nya," begitu seru sang pohon.

Keesokan harinya, beterbanganlah banyak burung ke arah pohon itu. Mereka, akan membuat sarang-sarang baru. Ternyata, batang kayu yang kering, mengundang burung dengan jenis tertentu tertarik untuk bersarang disana. Burung-burung itu merasa lebih hangat berada di dalam batang yang kering, ketimbang sebelumnya. Jumlahnya pun lebih banyak dan lebih pelbagai. "Ah, kini hariku makin cerah bersama burung-burung ini", gumam sang pohon dengan berbinar.

Sang pohon pun kembali bergembira. Dan ketika dilihatnya ke bawah, hatinya kembali membuncah. Ada sebatang tunas baru yang muncul di dekat akarnya. Sang Tunas tampak tersenyum. Ah, rupanya, airmata sang pohon tua itu, membuahkan bibit baru yang akan melanjutkan pengabdiannya pada alam.

Renungan
Sahabat, begitulah. Adakah hikmah yang dapat kita petik melalui cerita di atas? Tuhan memang selalu punya rencana-rencana rahsia buat kita. Tuhan, dengan kuasa yang Maha Tinggi dan Maha Mulia, akan selalu memberikan jawapan-jawapan buat kita. Walaupun terkadang penyelesaiannya tak selalu mudah di dadapati, namun, yakinlah, Tuhan itu Maha Tahu yang terbaik buat kita.

Saat dititipkan-Nya cobaan buat kita, maka di saat lain, diberikan-Nya kita kurniaan yang berlimpah. Ujian yang diberikan-Nya, bukanlah satu harga yang tiada nilaian. Bukanlah suatu hal yang tak dapat disiasati. Saat Allah S.W.T memberikan cubaan pada sang Pohon, maka, sesungguhnya Allah, sedang MENUNDA untuk memberikan kemuliaan kepada pohon itu. Allah S.W.T tidak memilih untuk menumbangkannya, sebab, Dia menyimpan sejumlah rahasia. Allah S.W.T, sedang menguji kesabaran yang dimiliki.



Read More
// // Leave a Comment

My Memory

Awalnya aku bingung ingin membuat sebuah cerita apa sekarang., sudah hampir 10 kali aku memutarkan otakku mencari imajinasi yang telah lama tak terpakai belakangan ini. Tidak tahu kenapa aku berhenti pada satu titik dimana aku menutupkan kedua bola mata coklat ku ini, dan mencoba untuk tenang diri., tapi percuma selalu saja ada 1 wajah yg selalu menghantui aku belakangan ini, kemana mana seakan-akan aku selalu diawasi oleh wajah itu. Lalu setelah ku buka mataku dan kembali kedunia alam sadarku, kuputuskan untuk membuat  sebuah cerita bertemakan tentang dia.
                Jariku mulai menari nari diatas kertas putih yang masih bersih , dengan sedikit goresan hitam, membentuk sebuah huruf, kata, kaliamat, bahkan menjadi sebuah kesatuan paragraf yang harmoni. Sekarang ku mulai bermain kembali dengan imajinasiku, membayangkan semua yang pernah kami lalui bersama..
                Alkisahh..
                Sebut saja aku “Anita” seorang gadis bertubuh mungil berusia 18 tahun dengan kedua bola mata coklat yang mengiasi setiap kelopak mata yang ku punya. Aku adalah anak kedua dari dua besaudara yang lahir dari keluarga biasa-biasa saja. Sore itu seperti biasanya aku menghabiskan hari hari kosongku dengan menatap layar kaca dan bermain di dunia maya. Aku terkejut saat sahabat SD ku menegurku lewat jejaringan sosial ,singkat saja (FB) yang terkesan mengejek dan menantangku saat itu.,  mungkin aku terkesan konyol dan tidak rasional, aku malah kembali menantangnya dan mengikuti alur cerita main yang dia berikan padaku.
                Sebut saja Abiq, seorang pemuda bertubuh tinggi, dengan senyum manis yang menghiasi bibirnya, menambah ketampanan tersendiri saata dia tersenyum. Abiq adalah teman SD ku yang telah lama putus kontak setelah tamat dari SD, tapi saat sore ini aku terkejut saat dia mulai menyapaku, dan mulai memberikan perhatian lebih terhadapa teman lamanya.
                Hingga akhirnya abiq mulai meminta nomor phonsel ku, tentu saja aku memberikannya dengan senang hati, fikirku, dengan memberikan nomor phonsel ku maka aku tetap akan melakukan kontak dengan teman lama ku yg satu ini. Sampai akhirnya sebuah pesan masuk lewat phonsel ku ., “abiq” itulah pesan yg pertama kali ku dapat darinya, menandakan bahwa ini awal dari cerita yang aku tunggu untuk ku tulis setelah sekian lama kunantikan.
                Sore pun mulai meninggalkan ku, dan kesunyian dan kegelapan menyelimuti dunia yang keras ini. Aku yang selalu tak ada kerjaan disaat malam sabtu tiba, menyempatkan membuka jejaring sosial yg ku miliki di dunia maya,. Ku liahat pemberitahuan di FB ku,. Aku terkejut, semua pemberitahuan ku semuanya isinya komentar dari “abiq” semua., seperti biasa abiq terkesan ingin begurau dengan ku,. Aku yg sedang nganggur dimalam sabtu yang kelabu ini, tentu akan senang hati untuk bermain dgn teman lama ku.
                Ku dapati dia sekarang sedang berada dikota yang sama denganku, setelah lama 1 semester jalan kuliah dia berada di luar kota untuk menuntut ilmu. Tentu sebagai teman yang baik, ku tawarkan unuk singgah kerumah ku sebentar sebelum dia berangkat kembali ke luar kota. Tidak disangka tawaran ku diterimanya, dia berjanji akan datang hari sabtu sore bersama temannya yang diketahui bernama tya, yang kebetulan tya adalah teman satu kampus dengan ku sekarang.
                ****
                Sore dihari sabtu pun tiba, aku mulai menyiapkan segala sesuatu nya untuk kedatangan tamu istimewaku hari ini, kulihat ada beberapa buah manggis yang tersisa dari luar kota kemarin, langsung saja ku ambil, dan kuletakkan dengan rapi diatas piring. Aku pun mulai menyusun beberapa menu makanan dan minuman yang lainnya diatas meja diruang tamu ku yang kecil ini.
                Jam sudah menunjukkan pukul 4 sore, dan aku belum melihat tanda tanda kedatangannya, hingga akhirnya jam pun menunjukkan pukul  5 sore, tp tetap saja aku tak merasakan adanya kehadiran tamu yang ku tunggu., hingga akhirnya sebuah pesan masuk., “maaf ya anita, tya dan abiq nanti malam saja datangnya, karena ada acara yang sedang kami lakukan diluar sana” .  sebuah pesan masuk kedalam phonselku dari temanku tya..
                Yah apa mau dikata, aku hanya coba sabar untuk menunggu kehadiran tamu tamuku nanti malam, hingga pukul 8 malam, aku belum juga mendengar suara motor ataupun mobil yang lewat didepan rumahku, lampu kelap kelip sudah kuhidupkan sebelumnya, pintuku terbuka lebar menyambut mereka, dan saat ku dengar satu suara motor berhenti di perempatan jalan, aku pun keluar dari rumah. Ternyata fikiranku salah, ternyata bukan mereka yang datang,. Aku pun kembali masuk kerumah dan menutup pagarku rapat rapat.. aku pun duduk di sebuah ruang keluarga bersama ibu ayah dan kakakku.,
                Aku mulai bosan., aku sekarang tak perduli lagi apakah mereka akan datang atau tidak, karena sekrang sudah menunjukan pukul 8:15. Terdengar suara motor kemabali lewat depan rumah ku, tapi sekarang ku tak ingin beranjak dari posisiku, sampai saat ibuku berkata “ bukannya itu tamu yang kau tunggu deg?” ., tapi aku berkata dengan santai “bukan bu, mungkin mereka tidak akan datang.”  Tapi, rasa penasaran melanda diriku saat oitu, aku sontak berdiri ketika mendengar suar tya, aku pun berjalan perlahan melewati lorong sempit mengarah ke teras., ternyata benar, lewat lampun yang kelap kelip, aku melihat wajah teman ku tya dan abiq.,
                Wajahku pun berubah kembali tersenyum, melihat tamuku datang dengan memenuhi janjinya. Ku persilahkan masuk dan untuk duduk, aku langsung membuatkan jamuan yang telah ku persiapkan dari sore tadi., aku hanya bisa tersenyum geli, melihat abiq dan tya., kebetulan hari ini malam minggu, jadi ibaratnya malam minggu pertamaku di apel sama 2 orang sahabat yang baik sekali ,  yang mau menyempatkan dirinya untuk mampir ke rumahku.
                Singkat cerita, kami berbincang seputar kejadian masa lalu yang pernah kami alami, hingga pembicaraan yang ngelantur hingga ke arah PAPUa dan Maluku., aku hanya bisa tertawa geli dengan perkataan yg kubuat sendiri, dan abiq dan tya membuat malam minggu ku terasa berbeda dari sebelumnya. Kebetulan esok hari minggu fikirku, aku menawarkan kembali untuk dapat bermain bersama ku, ternyata tawaranku, diterima dengan baik., hariminggu siangnya sekitar jam 12 lewat sedikt, kami berencana pergi kesebuah kebun teh yang berada sekitar 20 Km dari kota ku ini.,
                Ku pikir jarak yang lumayan jauh, apakah aku sanggup bawa motor bolak balik ya., tapi dengan cepat abiq mengajak satu temannya   lagi yang diketahui namanya Dheny, sorang pemuda tinggi yang gokil jika diajak bicara, dan terkesan lucu setiap dia melakukan sesuatu.,  
                Sampai akhirnya, aku goncengan bersama abiq, dan tya pun goncengan bersama dheny., kufikir status kami sebagai sahabat sah sah saja bukan, tidak ada rasa canggung sedikitpun saat goceng berduaan dengan abiq., setibanya di kebun teh, aku pun mulai senyum senyum sendiri melihat pemandangan yang jarang aku lihat ini, apa lagi saat bersama teman teman baruku ini,. Aku takjub , teh yang menhijau ini terhampar luas dari ujung ke ujung., gelak tawa tak tinggal kawi hiasi berempat saat itu., kami sempatkan pula untuk mengabadikan moment ini, dengan berfoto2 dengan gaya yang konyol dan aneh tapi tetep keren.,
                Tapi tepat kuberdiri aku kehilangan kestabilan tubuhku, dan hampir terpeleset dan terjatuh, tpi tiba tiba abiq, memegang erat bahuku, agar ku tak terjatuh saat itu, aku tak berfikir yang lain selain  abiq adalah sahabat yang baik yang sedang membantu sahabatny yang hampir celaka saat itu.
                Jam sudah menunjukkan pukul 3 sore, ku pikir ini waktunya mengakhiri pertualangan dikebun teh dan melanjutkan perjalanan untuk pulang, tapi saat baru 500 meter perjalanan, kami terhenti disebuah rumah besar yang megah, tempat kolam renang yang indah sepertinya jika masuk kedalam, seperti biasa untuk mengabadikannya, kami sempatkan untuk berfoto di profil depan rumah besar itu saja, menampakkan sebagian tulisan yang menyatakan kami berada di sebuah kolam renang yg indah., hihi
                Setelah puas berfoto ria, aku yang dogonceng abiq dan tya yang digonceng oleh dheny langsung melanjutkan perjalanan, dan saat kami baru melewati gari 2 km saja, kami pun berhenti kembali didepan sebuah kator bupati yang besar dan megah, kami pun menyempatkan kembali untuk berfoto besama.,. di pinggir jalan raya yang luas, kami tak menghiraukan pengguna jalan yang saat itu melihat kami dengan senyum senyum geli.
                Lanjut beberapa KM saja hujan pun mulai menyambut kami dengan cepat, kami terpaksa berhenti untuk berteduh sebentar menuggu hujan berhenti disebuah warung tua yang masih terbuka. Ku lihat hujan mulai berhenti, aku langsung meminta kunci motor ku dengan abiq., dan langsung menghidupkan motor, aku berniat untuk meninggalkan abiq candaku saat itu., tapi semuanya tidak jadi saat abiq, naik motorku terlebih dahulu., yah sudah fikirku., gantian lagi., aku yang bawak motor, biar abiq yang aku gonceng, tapi hasilnya baru 3 menit aku bawa motor dengan kecepatan 50-60 KM/jam, abiq sudah teriak teriak dibelakng sambil mencari sesuatu yang bisa menjadi pegangannya., hihi aku pun tertawa geli didepan ,menyembunyikan rasa gugup yang mulai melandaku saat itu, terdengar teriakan “anita pelan pelan., aduh anita, ya ampun, “ teriakan abiq seperti ini lah yang aku ingat sepanjang aku membawa motor ku, sampai akhirnya aku, menghentikan motor ku disebuah pengkolandan mematikan motor dan aku pun turun.,
                “eh kenapa berhenti” kata abiq., “habisnya abiq ketakutan gitu, teriak teriak gitu, gak konsen jadinya tauuu., huhu” sambarku dengan cepat., “yah kamunya bawaknya exstriem banget sih, bisa copot nih jantung” kata abiq.,
                Yah fikirku, aku merasa aneh saja dengan  kata kata yang keluar dari bibirnya itu, dya  bisa buat aku senyum senyum sendiri dibelakang pundaknya tanpa dia sadari,., sambil ku perhatikan sekali sekali dheny dan tya dibelakang, ternyata mereka berdua juga seru seruan, ., dheny yang aku perkirakan berukurang tinggi 184 cm memiliki kaki yang panjang menggunakan motor mio milik abiq, dheny terkesan konyol saat itu, menggerkan kakinya seperti mendayung sepeda gunung berulang kali sambil menggas kencang motornya., melihat dheny seperti itu., aku langsung tertawa geli melihatnya, dan mengikuti kerjaan dheny yang menurutku aneh tapi menyenangkan itu..
****
                Sampai dirumah ku, aku meminta mereka untuk tidak langsung pulang kerumahnya, tapi aku menyempatkan diri terlebih dahulu pergi ke warung untuk membeli bahan, untuk kumasak saat itu., lumayan kejar kejaran, dan letih sangat, tp semua itu terobati saat semua teman temanku tertawa bersamaku.,.
****
                Begitu cepat hari yang kami lewati bersama, hingga akhirnya mulailah tumbuh butir butir cerita cinta antara aku dan dya.,  saat itu tepatnya dihari selasa tanggal 29 dibulan januari, aku berjanji akan silahturahmi kerumah abiq yang ku ketahui ibunya adalah ibu guru SMP ku dulu., yah status kami memang masih sahabt, tapi malam kemarinya aku  telah mendengar sebuah pengakuan dari dirinya, yang saat itu jujur dengan perasaan yang kami rasakan masing2,.
                ternyata benar, perhatian yang selama ini yang diberikan sama dya, bukanlah sebuah perhatian biasa, aku baru menyadari itu ketika, aku digonceng sama dya dulu, saat aku bermain main dengan kakiku yang berusaha untuk turun hingga menyentuh jalan saat motor berjalan.. saat itu ada lubang dipermukaan jalan yang begitu besar, tapi aku tak menyadari akan kehadiran lubang itu, tapi dengan cepat dya, menarik kaki ku menjauh dari lubang itu,.,  aku hanya bisa diam membisu tanpa ada satu kata yang mampu keluar dari bibirku, perasanku mulai tidak menentu., takut, senang, sedih, nyaman, kesal campur jadi satu., hanya sebuah canda tawa kami di motorlah yang dapat mencairkan suasana yg hening itu.,
                hingga akhirnya ku sampai di rumah nya,., tapi aku merasa tak lengkap jika tanpa   ada membawa  buah tangan untuk ibunya yg sudah lama tidak aku jumpai semnjak SMP., aku lihat abiq sudah mondar mandir berdiri diteras menunggu kedatanganku,. Aku berjalan pelan menuju kearah nya membawa sebuah pelastik berisi kue untuk ibuk,. Setibanya dirumah,. Aku bertemu dengan ibu guru ku dulu, kutanyakan apakah dya masih mengingatku, tenyata ibu masih mengingatku,. Aku senag saat itu, lngsung saja ku berikan kue itu pada ibu., ibu hanya bisa tersenyum melihatku, dan kubalas pula ibu dengan senyumku.,
***
                Seperti fikir ku pasti abiq akan diam saja., hampir 10 menit kami berdua diam mematung di ruang tamu., hanya bisa berbalas senyum, tanpa ada satu kata yang keluar dari bibir kami berdua., hingga akhirnya aku mulai berbicara terlebih dahulu,. “abiq, ngapain nih? Masa diam ajah? “ .,
“ngapain yah., jalan aja yug ke tempat tya, siapa tahu tya lg gak da kerjaan, trus kita bisa main lg” kata abiq saat itu., aku hanya mengiya kan saja., dan akhirnya kami pun meluncur kearah rumah tya., selama melewati rute perjalanan aku dan abiq saling cerita seperti biasa, berbeda dengan saat pergi ke kebun teh yang tanpa ada perasaan canggung, tapi sekarang aku merasa sedikit canggung., tp aku tetap saja berusaha senatural mungkin untuk tidak terlihat gugup.,.
                Sampai di rumah tya., kami pun berhenti,, berusaha membujuk tya untuk ikut bersama kami, tapi sayang tya terpaksa menolak ajakan kami., tya terlalu sibuk dengan kegiatan yang sedang berlangsung sekarang di Masjidnya.,  akhirnya kami putuskan untuk berjalan berdua saja., aku hanya mengikuti kemana abiq membawa diriku pergi bersamanya., perlahan aku mulai menikmati setiap ritme dan alur yang telah dimainkan., aku kembali menjadi anita biasa, yang fleksibel, dinamis, tidak kaku dan penuh dengan canda., hingga sampai disebuah jembatan besar kami berhenti untuk sejenak,. Fikirku mati aku sekarang., jgan disini., jgan disini., aku belum siap untuk mendengar kata –kata apapun dari nya., ternyata ketakutan yang kurasakan ini belum sebanding dengan ketakutan yang dirasakan oleh abiq., sampai 10 menit kami diam berdiri dengan jarak 2 meter., jantungku berdetak tidak karuan, aku bersyukur jantung ku berada didalam, karena dengan begitu tidak ada satu orang pun yang mampu mendengar kuat dan cepatnya jatungku berdenyut sekarang ini.,.
                Naas .,. hujan pun datang tak diundang., aku dan dya., segera naik ke motor dan terus melanjutkan perjalanan untuk mencari tempat berteduh sejenak., hingga hampir semua pakaian yang kami kenakan basah semua., aku mengajak untuk mampir kerumahku yang kebetulan dekat dari posisi kami sekarang., tapi abiq tidak mau., mungkin dya takut., kerumahku j ika saat ini keadaan dan posisiku yang sedang hu jan hujanan dan hampir basah karena hujan.,  yah aku memaklumi saja., aku peluk erat tas dipundaknya., menyembunyikan tubuhku dibalik punggung besarnya agar ku tak terlalu basah nantinya., dengan refleks abiq melihat arah belakang dan bertanya padaku.,  apakah aku tidak basah., sambil mengusapkan air yang mulai mengalir membasahi celana panjang bawahku.,. aku hanya bisa berkata tidak sambil tersenyum pada nya., dan ku peluk lebih erat lg tas yang berada dipundaknya.,.
                Ku lihat baju yang dikenakannya sudah basah karena hujan., aku mencoba untuk menepisnya., tapi sayang percuma bajunya sudah bisa diperas karena hujan., namun sebaliknya aku., sebagian tubuhku masih kering berkat terlindungi dari tubuhnya., hingga akhirnya hujan pun berhenti., dan kami pun masuk kesebuah tempat makan “bakso” yang tak jauh dari rumah abiq.,
                Aku merasa malu sekali., dya memandangi ku tiap kali aku tak melihatnya., aku pura pura tidak tahu dengan apa yang dia lakukan., karena jika aku nanti mengagetkannya dengan langsung melihatnya mungkin abiqlah yang akan salah tingkah.,. huh., “ku rasa porsinya kebesaran., inih ambil separuh baksonya untuk abiq” kata ku sambil meletakan beberapa buah bakso ke dalam mangkok nya., “yah., banyak banget ., >.< tuh liha kuahnya hampir keluar “ aku pun hanya bisa senyum melihat exspresi yang timbul seketika seperti itu.,
                Sampai akhirnya aku minta untuk mengakhiri perjalanan sore ini.\, tepat pukul 4 sore aku dan abiq tiba kembali dirumah abiq., kulihat batasan waktu yang diberikan oleh orang tua ku hingga pukul 5 sore saja., berarti tersisa 1 jam lg bisa menghirup udara kebebasan ku ini..
                Aku segera pamit pada abiq., tapi abiq menahanku dan memaksaku untuk duduk didepan taman rumahnya., aku pun menurutinya., dag dig dug., jantungku kembali berdegup dngn kencang., hampir 10 menit lagi lagi abiq berdiam diri., seperti sedang menyusun sebuah kalimat didalam otaknya., aku sudah tahu maksud abiq., selama ku belajar psikologi., yah beginilah seorang yang sedang mencoba memberanikan diri untuk bebrbicara sesuatu hal yang penting menurutnya., salah tingkahlah., keluar kata kata seperti., “ee., emm, aaa,, mmm,,huuuu” bahkan melakukan tindakan yang tidak patut dilakukan., seperti memainkan jari jari., membersihkan kukulah., atau bahkan duduk sambil berpagut dengan tangna dan bergoyang goyang keats kebawah..
                Aku pun mulai angkat suara lg., “ ayo abiq., semangat., kamu pasti bisa., “ sambil tertawa tertawa geli dihadapannya.,.  akhirnya suaranya keluar., “ anitha., sebenarnya., emmm., sebenarnya., abiq tu sayang sama anitha” katanya sambil melihati jari jari kuku nya.,.
“terus., terus., “ teriakku ke abiq., abiq Cuma nyengir melihat kelakuanku yang seperti mengejeknya.,
“terus., abiq ., suka sama anitha., abiq tu mau anitha... emmm... maksudnya sebelum anitha diambil orang lainn... emm., kan abiq bakal pergi lagi tuh kuliyah jauh., jadi sebelum anitha diambil orang lain., abiq mau ambil anitha duluan., jadi intinya tu abiq tu kagum., sama anitha., kepribadian anitha., cara anitha., pinter masak gitu., jadikan abiq bisa makan sepuasnya entar” kata abiq sambil tertawa.,
                “oh gitu terus., abiq maunya gimana?? Ambil kayak apa sih masksunya?” kataku blagak gak tahu., “ emm.,., aaaaa., eeee., anitha mau gak jadiii.... , eee., pacarnya abiq?” diam sejenak mendengar perkataan yg keluar dari bibirnya.,
                ‘enggak, “ sambarku., “apa enggak serius? “ menatapku dgan pasti., “ enggak denger tadi itu abiq., gak jelas., lebih tegas donkk” haha., masih saja aku sempat kerjai orang yang bentar lg bakal jadi pacarku ini., “ aduh., anitha., baiklah., anitha mau gak jadi pacarnya abiq?” dengan suara pasti dan tegas.,. jgerrrrr., pecahlah jantungku didalamnya “ iy., iya., yunita mau jd pacarnya abiq” >.
                Yeyeye., suasana pun berubah jadi haru ., aku hanya bisa memberika beberapa beberapa aturan main yang harus diikuti., terlebih lagi hubungan jarak jauh orang bilang susah untuk dipertahankan., tapi menurutku adalah berbeda dengan menurut oranglain.,  seorang anitha., yang telah berkomitmen untuk menjalani sebuah hubungan, tidak akan pernah mencoba untuk mengleuh, memunafikan sebuah hubungan., bahkan mencoba untuk bermain dibelakang pasangan ku ini.,
                Cukup sudah 2 kali gagal merajut dengan benang yang rapuh ., dan tertusuk jarum yang begitu dalam., rasanya begitu sakit, sakit sekali., selama ini aku mencupa tidak menjalin hubungan dgn org lain hampir  1.5 tahun lamanya,. Berusaha menyendiri., untuk berkaca dan membenahi diri menjadi wanita yang lebih dewasa dari sebelumnya.,. mungkin ini jawaban dari semua keluhanku pada Allah setiap usai sholatku., aku berusaha untuk mengikhlaskan apa yg telah terjadi pada ku dimasa yg telah berlalu., menunggu kepastian jawaban dari setia bisik doaku.,.
                Dan akhirnya kutemukan seorang yang lembut hatinya,., yg menyayangiku penuh dengan kasihnya., tanpa melihat kekurangan dan kelebihanku ., karena akupun tak tahu dan tak kan pernah mengerti ., kenapa aku bisa cinta sama abiq., kenapa aku bisa sayang pada abiq.,
                Karena AKU MENCINTAIMU TANPA ADA ALASAN., logika nya., jika ku cintaimu karena rupamu yang menawan., karena rambutmu yang halus., karena harta mu yang melimpah., jika suatu saat., rupamu tak menawan lg, rambutmu tak halus bahkan memutih, hatramu pun tak ada tersisa., seharusnya aku tak mencintaimu lg., seharusnya aku tak menyangimu lg., tp aku mencuntaimu tanpa ada alasan., itulah dasar hubungan ini kubangun bersama nya.,
                Hingga akhirnya dya harus melanjutkan kuliyah ke kota lain pun., aku tetap percaya kata katanya., aku sudah memberikan 95 % kepercayaan ku padany seutuhnya., aku selalu memujinya dihadapan semua orang yang kujumpa., sekarang raganya mungkin telah jauh di luar sana., tp cinta nya tetap melekat didalam raga ini.,
                Tiap malam rindu itu terkesan ingin membunuh ku secara perlahan., tp kenangan demi kenangan yang pernah aku lewati bersamanya lah yg terus menghusir rasa itu., “jaketmu sayang., ku simpan dengan baik disana., jika tiba saatnya rindu ini tak terobati lg,., dengN  musim dingin yang mulai menusuk sampai ketulang., aku kan merasakan kau akan selalu  berada di dekatku., kau menghangatkan hatiku., dan satu lg membuat ku yakin bahwa kau akan selalu setia pada janji kita.,  yaitu lewat lagu yang kau kirimkan saat itu, kau terlalu lembut tak dapat akan aku sakiti hatimu, kau terlalu baik untuk kujahati, dan kau terlalu sayang padaku., jika ku tak menyayagimu juga., aku akan berusaha menjadi kekasih yang kuat utuk mu., dan kamu kan jadi yang terhebat dalm hidupku .,
                Ingatlah.,
Aku manusia yang paling butuh kamu., membutuhkanmu.
Hatiku memalingkan padang hanya padamu., pada hatimu.,
Jangan lelah., menghadapiku.,
Biarkan aku jadi yang terhebat., jadilah kamu keaksih yg kuat
Genggam tangan ku bernyanyi bersama.,
Karena kamu kekasih terhebat.,.

                Cerita ini ku buat., untuk melepas ras rindu yang bersarang di hati ini., memutar otak hingga 10 kali., dengan beberapa kali terhenti karena hambatan dari luar diriku ini., kuharap saat kau membaca cerita ini., kau akan tersenyum sedikit., mengobati sakit yang kau derita sekarng., ku ingin kau tahu., aku disini mencemaskanmu., mencemaskan keadaan kondisimu disana., kabar yang kuterima kau sdg sakit., hampir dan bahkan sempat air mata jatuh untuk mu., begitulah rasa yang kualami sekarang., begitu besar rasa sayang yang tumbuh setiap harinya.,
                Kau harus janji., kau akan sembuh., sembuh dan kembali seperti dulu., untuk orang orang yang menyangimu., kau harus bangkit., menyambut setiap tangan yang sudah lama menantimu.,
                Kau harus ingat syang., aku bisa jadi seorang kekasihmu., yang selau akan menyayagimu dan mencintaimu setulus hatiku.,
Aku juga bisa menjadi orang tuamu., ang akan mendukung kesuksesanmu., aku juga bisa jadi seorang sahabatmu., yang kan setia dalam suka maupun duka., aku juga bisa jadi seorang kakak., yang kan tak segan menegurmu disaat kau keliru dan salah., dan aku juga bisa jadi adikmu., yang kan menghiasi hari harimu dengan canda tawa., dan mewarnai setiap kisah cerita hidupmu.,
 I love u sayang., i miss u sayang., ku tunggu kau kembali.,


By: Yoenitha NA
24022013
15:22
Read More
// // Leave a Comment

Jangan Ambil Nyawa Kakakku


Aku adalah seorang anak kecil yang bernama  Riky, usiaku tak lebih dari 7 tahun. Aku memiliki seoarang kakak laki- laki berusia 10 tahun  yang bernama Rozy yang terkadang baik padaku. Disekolahan aku terkenal dengan sebutan “Riky sang penakhluk” mungkin sebutan itu diberikan, karna aku sering sekali mencari masalah karena keegoisanku yang berujung dengan perkelahian dengan teman satu sekolahku.
Siang itu aku melihat Rozy yang sedang tidur di atas kasurku, yang berani-beraninya menggunakan selimut kesayanganku. Kakiku ku hentakkan kelantai tanda aku mulai marah, aku berlari memasuki kamar papanku,dan bersiap untuk melakukan hal biasa yang kulakuan pada rozy.  sesampainya disana , aku pun memukul nya, ku tarik rambutnya, aku cubit kakinya, ku jewer telinganya, tapi Rozy tak membalas perbuatanku. Ku tarik tarik selimutku,ku peluk erat selimut kesayanganku tapi rozy tak juga menatap mataku.

Aku terdiam saat aku lihat mukanya yang memerah, bibirnya mulai memucat,jantungku yang tadinya berdetak dengan cepat karena marah, sekarang mulai berdetak dengan pelan , aku mulai bingung, aku mendengar suara rozy yang halus yang kian lama kian mengilang.
“aku saakitt, panggilkan ibu”, aku tax percaya dengan perkataan rozy, dia tax pernah sakit sebelumnya aku fikir ini adalah taktiknya dalam permainan kami biasanya. bermain perang-perangan, tentara tentaraan, bahkan kami pun pernah pura-pura mati.
“ ah aku tak percaya padamu, kau pasti sedang merencanakn sesuatu untuk ku,” ujar ku. “sudah kubilang panggikan ibu” kata rozy yang tergeletak dikasur  tak berdaya.
“ibu sedang tak ada dirumah, mungkin masih diperjalanan pulang” kata ku sambil menghempaskan tubuh mungil ku dikasur empuk.

tak lama kemudian ibu pun pulang, aku menyambutnya dengan berteriak mengejar ibu dan memeluknya. Dan aku berkata pada ibu bahwasannya rozy sakit. Ibu pun mendatangi kakak ku rozy dengan cemasnya “apakah kau sakit, sini,, coba ibu periksa!” kata ibu dengan memegang kening kakakku.. “Astagaa, kau sakit nak, ayo kita kerumah sakit, berdirilah sayang!” teriak ibu
“bu, aku tax bias berdiri bu,. Tubuhku kaku  seperti batu, kepalaku pusing sekali,,” kata kakakku dengan suara lembut yang keluar dari bibir mungilnya. “ Ibu akan menggendongmu nak, naiklah kepunggung ibu,, kau harus berjanji, kau harus bertahan ya!!” ibuku semakin cemas dengan keadaan kakakku sekarang.
Yang ku pikirkan adalah ibu lebih mementingkan kakakku yang sakit dari pada aku. Mereka semua pergi meninggalkanku sendiri dirumah ini, aku takut, aku merasa tak ada guna, bahkan tak perlu diperhatikan dengan mereka semua. Yang dapat ku lakukan sekarang ini adalah menunggu mereka hingga mereka semua pulang.

************

Siang pun berganti malam, semua orang yang ada dirumahku belum menunjukkan tanda- tanda untuk pulang, aku melakukan semua hal dirumah ini sendirian, sesekali aku hidupkan TV duduk sofa panjang keluargaku, dan membalut seluruh tubuhku dengan selimut kesayanganku.
Tak sadar, aku pun tertidur… dalam lamunanku aku hanya berharap ayah, ibu, dan kakakku kembali dengan cepat sebelum pagi datang.
Tepat tengah malam aku mendengar suara orang dari balik pintu rumahku, suaranya terdengar jelas, namun tak bising ditelingaku, saat itu aku sadar, kalau aku tak sedang tidur, aku sadar ini adalah dunia nyata, selimut yang ada ditubuhku, perlahan ku tarik lebih dalam kemukaku, jantungku berdetak kencang, ku paksa agar mataku tak terbuka, kedua tanganku ku genggam erat, hatiku tak menentu, aku sangat ketakutan, yang kupikirkan adalah sosok arwah yang kesepian….
“tik,,tak,,tik,,tak,,” suara sepatunya semakin dekat kearahku,, ingin sekali aku berteriak kencang,, tapi seakan- akan mulutku terkunci rapat karna debaran jantungku, dan tiba tiba…… dia menarik selimutku ………. Seketika aku menjerit
“aaaaaaaaahhhhhhhhhhh” aku tax membuka mataku, aku menangis, terasa sesak saat ku bernafas ,tapi…..
“Riky,,.Riky,,. Tenanglah nak, ini ayah,,..” kata ayah yang langsung memeluk erat tubuhku..,
Aku pun menangis lebih keras lagi kedalam pelukan ayahku,, “ hikz kenapa kalian tinggalkan aku sendiri disini,, aku taku disini,,. Bagaimana dengan kakak, apakah dia baik-baik saja,, aku bersalah ayah, seharusnya aku tax melakukan nya, seharusnya aku tak berbuat yang jahat pada kakak “ kata ku sambil menenggelamkan mukaku ke bahu ayahku.
perasaan ku yang tadinya tak menentu, debaran jantung yang tax stabil, lama kelamaan mulai terkendali, ayah menenangkan ku, jantungku kembali berdetak seprti biasanya..

******

Pagi pun tiba…
Ayah mengantarkan ku pergi kesekolah pagi ini dengan mobilnya, aku segera masuk ke kelasku. Ku lihat seluruh  teman teman sekelasku dengan wajah sinisku, salah seorang teman ku yang kurang menyukai ku berkata padaku “hey riky apakah kamu diantar dengan ayahmu,,hahah bukankah itu tandanya kamu sama seperti kami, anak baby” selluruh org dikelas terkesan tertawa mengejekku.
Tak fikir panjang aku tarik baju yang ada dilehernya keatas, sehingga membuat kepalanya terangkat keatas “ apa maksudmu,,. Kaulah yang baby,, aku bukan baby.. kau belum kapok dengan pukulanku yang kemaren?? Apakah kau bosa hidup, aku bias buat kau masuk rumah sakit kali ini”
“ha? Coba saja kalau kau bias, kau fikir aku mau bertekuk lutut didepanmu,. M’f tidak” dengan wajah sinisnya

Amarahku tak dapat kupadamkan, rasanya gelombang pasang yang ada di darahku, perlahan mengajakku untuk hanyut kedalam keegoisanku, aku merasa dia tak bisa jaga mulut, enak enaknya saja dia mempermalukan ku diseluruh teman satu sekelasku terebih dihadapan wanita wanita cantik ini. Tak fikir panjang lagi, aku meyelesaikan semua ini dengan membantingnya ke lantai dan aku gulati dia dilantai, aku pukul mukanya dengan gumpalan tinju yang aku siapkan dari tadi, ku injak tubuhnya bahkan aku tarik rambutnya, aku fikir dia sudah menyerah, tetapi dia mencoba untuk melawanku, dia membanting tubuhku kelantai pula, aku terhenyak sesaat,,terdiam dalam kekalutanku….
Suara sorakan teman temanku membuat ku semakin ingin memukul nya,, aku merasakan kekuatan ku kembali, aku banting lagi temanku kelantai , hingga akhirnya guruku meleraikan pertarungan kami. Serasa tak puas,, aku mengadukan semuanya pada guruku, tapi guruku tak mendengar perkataanku, dia menganggap aku tak pantas untuk dipercayainya, aku adalah murid ternakal yang suka sekali berkelahi dengan teman satu sekolahku, jadi tak heran guru ku tak mempercayaiku..
Aku menganggap semua hal ini masa bodoh saja, aku tak peduli pendapat mereka, aku tak peduli apa kata orang lain, yang ku tahu hanyalah kepuasanku sendiri, mau suaka atau tidak, inilah cara hidupku……

******
Dilain sisi tepatnya dirumah sakit……
“ibu,benarkan, aku sdang  sakit?” suara rozy yang lembut kepada ibu. “ tenanglah nak, kau akan baik baik saja, setelah dari rumah sakit ini,kau dapat pulang dan menjalankan kegiatanmu seperti biasanya lagi yah!” bujuk ibu sambil mengelus ngelus kepala kakakku rozy.
“bias kau datang keruanganku sebentar?” kata dokter yang berada di depan pintu kamar kakakku.
Ibu pun mengikuti doker ke ruangannya ..
“ ini adalah hasil laboratoriumnya! Disini kita bisa lihat, warna putih dilayar ini adalah sebuah tumor yang bersarang diotak anakmu, dia akan mengalami pusing yang hebat dibagian kepalanya, dan terkadang  seluruh tubuhnya akan memucat, dan dia akan muntah muntah karena keadaan yang tidak stabil dibagian kepalanya, dan ini juga lama kelamaan akan merusak seluruh saraf yang ada disekeliling tumor ini, terutam pada saraf Mata, tumor ini akan merusak indra penglihatnya jika tidak cepat diatasi dan ini tidak bisa dibiarkan lebih lama berlarut, semakin cepat semakin baik kalau tidak……”
“kalau tidak dia akan mati maksudmu?” potong ibu…
“kami akan berusaha semaksimal mungkin, yang terpenting saat ini adalh melakukan hal yang terbaik untuk rozy anakmu, berikan dia semangat, kami akan melakukan yang terbaik untuk anakmu” kata dokter
Perlahan ibu meninggalkan rungan dokter, dan keluar duduk di kursi tunggu pasien, ibu menagis, sendiri tanpa ada orang disana, hanya ruang hampa dan kesunyianlah yang menyelimuti hatinya. Tapi saat itu sosok laki-laki menghampirinya, dan memegang pundaknya.
Ayah, iya ayah, datang menghampiri ibuku, dan duduk disamping ibuku. Membuat ruangan hampak tak bersuara penuh dengan perdebatan hebat diantara mereka berdua.
“ tenaglah, “ kata ayahku sambil memandang wajah ibuku
“bagaimana aku bisa tenag melihat keadaan anak ku yang sekarang ini, apa pedulimuu,,. Kau tak pernah memikirkan anak anak mu, aku harus mengambil beban berat ini sendiri, bahan menyelesaikan setiap masal ini sendiri,,, aku tidak merasakan adanya kau,, apakah kau tak merasa memiliki anak anak mu?” teriak ibu pada ayah,
“aku peduli pada kalian semua,  aku,….mengerti perasaan mu, aku akan melakukan hal yang terbaik untuk kalian, aku akan berusaha berusaha semaksimal mungkin untuk rozy anakku, kau harus yakin, tuhan ada bersama kita, rozy tidak akan kenapa napa, dia akan baik baik saja” kata ayah, sambil mengapus air mata ibuku yang membanjiri pipinya.
Saat itu di ruangan Rozy…..
“ hey, kak rozy, apakah kau tak bosan tidur disini?” kataku sambil menaiki kasur kakak ku. “hemm,, kurasa begitu, tapi, aku sedang sakit riky” kata kakak. “sebegitu parahkah penyakitmu?” tanyaku sambil mendekatkan mukaku ke kakakku.
“entahlah, kata ibu ada benda asing di atas kepalaku” kata kakakku sambil menunjukkan kea rah kepalanya. “apa itu,,.. Rambutmu kah,,haha” kata ku sambil tertawa,,
“hem,, mungkinlah,,” jawab kak rozy sambil tertawa.
Aku tak ambil pusing dengan seberapa parahnya penyakit yang diderita oleh kakakku, yang ku inginkan adalh aku ingin bermain bersama kak rozy……..
“ayo,,.kita pulang,. “ kata ibu yang menyimpan rasa sedihnya pada kami semua. “ha? Benarkah bu, kakak sudah bias pulang, kata kakak ada benda asing di atas kepalanya, apa itu bu? Tanya heranku pada ibuku.
“benda itu sesuatu yang membuat kakakmu sakit riky, tapi sekarang doketr sudah mengizinkan kak rozy pulang..jadi kita bias berkumpul bersama sama lagi” senyum ibu
Aku pun hanya  mengiyakannya saja, anak kecil seperti aku, tak tahu apa apa urusan orang dewas.

************

Saat dirumah 1 hari kemudian
Aku melihat kedua orang tuaku lebih memberikan perhatian pada kak rozy, seakan aku tak ada diantara mereka, semuanya serba kak rozy, aku tax boleh berbicara keras lah, aku tak boleh menggunakan handuk khusus kak rozy lah, seakan akan kak rozy adalahi seoarang pangeran yang segala sesuatunya dapat dia dapatkan.
Saat disekolah pun aku tak enak perasaan dengan teman temanku, saat itu salah seorang teman ku bernama  Deigo tak ingin meminjamkan ku kelereng yang dia miliki. Aku memaksanya untuk memberikan kelereng itu untuku, tapi dia tak mau juga memberikannya padaku, tanpa fikir panjang, aku langsung merebut kelereng itu dari tangan Diego.
“kau tak punya perasaan Riky, siapa yang mau bermain denganmu?, kami tak akan mau main bersamamu lagi” teriak diego sambil meninggalkan aku sendiri di lapangan kecil tempat bermain kelerng  ini.  “ pergi saja kalian dari sini,aku tak membutuhkan kalian disini, “ aku pun membalas dengan perkataan kasar yang telah kurangkai sebelumnya.
Tapi lama kelamaan aku, mulai bosan dengan semua ini, dengan  perkataan perkataan yg tak enak kudengar selama ini,  aku membantingkan kelereng yang kurebut dengan diego tadi kelantai sekuat tenaga yang aku miliki. Dan aku pun pergi dari tempat ini menggunakan sepatu roda yang ku miliki dengan emosi yang belum redah.

Sepulang dirumah, dengan emosi yang masih belum dapat ku redam, kulihat di kamar mandi, sebuah handuk khusus untuk kakak rozy tergantung rapi di jemurannya ,aku pandangi handuk itu dengan penuh kemarahan, dengan kesalnya aku menarik handuk yang tak boleh aku pakai itu ke depan mukaku, dan aku pun mengelap mukaku dengan kesalny menggunakan handuk itu, dan aku bantingkan handuk itu ke lantai kamar mandiku. Dan aku pun bergegas  meninggalkan handuk itu dengan keadaan tak wajarnya dengan jantung berdebar kecang
dirumah ini aku hanya diam dan diam saja, aku tak tahu apa yang harus aku lakukan. Seakan akan semua kesalahan tertuju padaku.  Aku berdiri diujung tiang tembok yang mengarah langsung ke depan kamar kakak ku rozy, aku melihat kak rozy muntah –muntah,…. ibu dan ayah pun sibuk dibuatnya.
“sepertinya keadaanya semakin memburuk” kata ibu .“ku rasa begitu” kata ayah dengan paniknya. “aku tak bias menahan lagi, Aku har us membawa anakku ke rumah sakit” kata ibuku yang langsung menggendong kakakku ke punggung nya dan lewat begitu saja dihadapanku.
Ayah pun akan lewat dihadapanku saat ini, tentu saja aku menghadangnya dan aku mengatakan semua perlakuanku yang jahat pada kakak ku sendiri,
 “ ayah, , maafkan aku ayah” teriakku “ ada apa Riky, kakakmu sedang sakit” kata ayah sambil menggendongku dan memelukku ke dalam dadanya.
“aku adik yang jahat,ini semua gara gara aku, aku menggunakan handuk khusus untuk kakak rozy, ini semua salah ku ayah, akibatnya,,kak rozy harus dibawa kerumah sakit lagi, aku salah ayah,,.” Aku pun perlahan menangis tersedu sedu,karma perbuatan egoisku.
                “baguslah kalau riky sudah menyadarinya, mulai sekarang kau harus baik baik ya dengan kakakmu ,. Kak rozy itu sedang sakit, sakit sekali.. sakit nya ad da di sini, tepat diotaknya.” bujuk ayah kepada aku.
                Perasaanku mulai tenang dengan perkataan ayah, tapi hati ku belum tenang karena kakak yang harus dirawat inap di rumah sakit lagi.

******
                “lingkaran yang berwarna putih ini semakin membesar, kita harus segera lakukan operasi besar, sebelum tumor ini dapat menghabiskan seluruuh saraf saraf yang ada disekitarnya.” Kata dokter sambil menunjukkan hasil laboratoriumnya.
                Aku tahu saat itu pasti perasaan ibuu sangat sakit, ibu harus pergi ke BanK untuk mengambil sebagian uang tabungannya selama  ini untuk biaya operasi  kakak ku. Bahkan mobil ku pun akan dijual jika nanti biayanya kurang.
                Aku tak tahu apa apa, tapi aku tahu keluarga ku sedang diuji oleh tuhan.
                “hey, kak, bagaimana keadaanmu?” Tanya ku pada kakakku.
Dengan senyum manis yang tergambar pada wajah lugunya dia menjawab kalau dia baik baik saja, padahal aku tahu, dia lagi menahan rasa sakit yang luar biasa.
                “riky, aku harus dioperasi besok, Ada benda jahat di atas kepalaku, dan itu harus disingkirkan, kau akan menungguku bukan ?” Tanya kak rozy dengan mata yang tertuju tajam padaku.
“iya,tentu” dengan perlahan aku katakana padanya, tak berani menentang kata satupun yang keluar dari bibir ,mungilnya. “ tapi berjanjilah ,. Kau akn bermain bersamaku saat kau sadar nanti yah” teriakku pada kak rozy
                Kak rozy pun,hanya dapat tersenyum manis pada ku menggap ini hanyalah sebuah permainan, dan hanya sebuah tidur disiang harinya, dan dia akan terbangun nantinya.

***********

                “rozy, bsok kau akan dioperasi dibagian kepalamu ini, bagaiman dengan rambutmu?” Tanya ayah ku pada kakakku.  “potong saja ayah, “ kata kakakku dengan suara pelan namun tegas.  “ sebagian sajakah??” Tanya ayah sambbil mencukur rambut kakak ku satu demi satu merasa tak yakin dengan jawaban anaknya.
                “potong saja semua ayH!” tegas kakakku dengan suara yang sedikit gemetar.
“ha? Apakah kau serius buat rambutmu botak” Tanya ayah sekali lagi  merasa belum yakin dengan keputusan kakakku. “iya ayah, potong saja” sambil terseyum kak rozy melihat mata ayah dari sebuah kaca besar yang ada dihadapannya.
                “oh baiklah, kalau iu yang kau inginkan” dengan sedikit keraguan ayah mencukur rambut kak rozy, dan alat cukur ayah mulai berjalan diatas kepala kakaku, seakan tak memberi  ampun pada rambut kakaku yang pasrah dengan yang dilakukannya
Aku tahu perasaan kakakku saat ini sangat sedih, pilu terasa didalam dada.. Dulu kakakku sangat menyukai gaya rambutnya seperti yang sekarang ini, seakan inilah jati dirinyya dengan rambut yang dapat menarik setiap orang untuk melihat nya, tapi sekarang kakak harus rela mencukur semua rambutnya.
Terlihat jelas saat Kulihat dari sebuah kaca besar yang terpampang  jelas dihadapannya, wajah kakak yang tadinya tesenyum berubah menjadi suram dan mulai mengalirkan air mata ke sedihan akan nasib  hidupnya, dan harus meninggalkan rambut kesayangan yang dia miliki. matanya berbinar, saat ayah mulai mencukur rabut poni indahnya yang membuat dia tampak manis, menandakan betapa beratnya hidup yang ia jalani selama ini dengan senyum palsunya.
                Tapi apalah daya seorang kak rozy, dengan segala derita hidup yang sedang dia alami, dia akan berusaha tetap tersenyum pada kami, seolah olah dia tak merasakan sakit sedikit pun, seoalah olah, dia dapat hidup normal, seperti anak anak yang lainnya.
                Itulah yang membuatku bangga padanya, terkadang aku sering kali menyakitinya, berbuat kasar padanya, mengatai dia dengan perkatatan yan g tak enak didengar, tapiii,,,,, jarang sekali dia melakuakn hal yang serupa padaku walaupun aku tahu perasaannya saat itu………

********

                Diatas kursi roda,, kakakku dengan sebuah topi besar diatas  kepalanya tampak lesu dan murung. Ibuku yang berada dibelakang kakaku mendorong kursi roda mulai resah pada kak rozy dan mencoba bertanya kepada kakak, tapi kak rozy tak mengeluakan satu kata pun yang keluar dari bibirnya.
                “menagapa kau tak bicara, mengapa kau tak menjawab pertanyaanku, apakah kau tak mendengarkanku, aku ini ibumu, jangan kau diam seperti ini, ini hanya akan mempersulit keadaanku saja!!” kata ibu dengan nada tinggi.
                Tangan kak rozy yang tadinya rapi didepan pangkuannya, tiba tiba turun dan memberhentikan jalannya kursi roda itu. Dan terasa cairan hangat mengalir dari kedua mata kakakku melewati bulu mata lentiknya dan perlahan lahan membasahi kedua pipi manisnya, seketika muka kakakku berubah menjadi pucat.
“ibu tak mengerti perasaanku, ibu tak tahu bagaimana rasa sakit yang ku derita, aku sudah sabar dengan penderitaan ku ini. Aku sakit bu, aku sakit,!! aku tahu penyakit ku ni ,sewaktu waktu dapat mengancam nyawaku. Aku mohon bu, selama ini aku sudah bersabar, dan berusaha melawan takdir yang telah digariskan padaku. TApii…”
                Cepat cepat ibu memeluk kak rozy , “ibu tahu nak, maafkan ibumu ini nak, ibu akan berusahan semaksimal mungkin untuk kembalikan kehidupanmu seperti dulu” . isak tangis keluarga ku pun tak terbendung lagi dengan segala keadaan serba prihatin. Aku yang masih kecil ini tak tahu dapt melakukan hal yang berguna bagi kakaku. Yang ku harapkan, adalah semoga kak rozy dapat sembuh dan dapat tersenyum seperti biasanya.

********
                Pagi ini kakakku akan operasi besar , terlihat  kakakku yang  sedang trbaring diatas ranjang nya dengan kepala terpasang bermacam warna kabel. Aku sedikit aneh melihatnya,ku bilang dia seperti robot. Tapi kak rozy malah tertawa kepadaku, entah dia meledekku atau karna perkataanku. Saat ini aku ,ibu ,ayah masih dapat melihat nya, dan mencoba untuk menghibur nya. Tetapi saat pintu ruang operasi telah dibuka perlahan dan kakakku mulai digiring kedalam ruangan aku mulai takut . ayah ku yang mengetahui ku yang sedang ketakutan melihat kakakku ,langsung memelukku erat erat.
                Dari jauh ibuku berteriak pada kakakku “ kau tidak akan merasakaan sakit nak, kau hanya akan tidur dan bermimpi indah, dank au akan terbangun dari mimpi panjangmu nak” . entah apa arti dari yang dikatakan ibu, aku tak tahu, ku fikir kak rozy , akan tidur dan akan bangun seperti biasa yang aku lakukan sehari hari. Aku hanya berharap kak rozy akan keluar dari ruangan dingin ini.

******

                Aku diantar ayahku ke sekolah, walaupun sekarang kak rozy sedang melakukan operasi besar, tapi aku masih saja disuruh untuk sekolah, padahal kan aku mau  tunggu kak rozy bangun dari mimpinya, dan aku ingin bertanya apa yang dia rasakan di atas kepalanya itu.
                “beljarlah yang benar” kata ayah padaku. “ ahh,, ayah, kapan operasinya selesai?” Tanya ku pada ayahku. “ mungkin jam 11 nanti selesai, ayah harus segera kerumah sakit, menemani ibumu, kau disini belajarlah yang baik” jawab ayah. “ ah, ia aku akan langsung kerumah sakit kalau sudah pulang “ Kataku dan segera meluncur dengan sepatu roda kesayanganku.
                Pagi ini dikelas,  aku bermain dengan temanku dikelas. Terlihat salah seorang temanku yang baik diamata guru dan teman teman ku lainnya, sebut saja namanya Yogi,, dia berjalan perlahan dengan kaca mata besarnya membawa sebuah buku kesukaannya dan menghampiri aku.
                “ katanya, kakakmu sedang dioperasi ya?, “ Tanya yogi dengan lembutnya. Aku yang tak senang dengan penampilan konyolnya segera berdiri dari tempatku. Dan berkata dengan nada tinggi pada yogi  “ kalau iya kenapa? apA URUSanMU!!” dengan nada keras aku katakana pada Yogi dan membantingkan Buku kesayangannya didepan mata kepalanya.
Seketika aku keluar dari kelas dan menenangkan diriku sendiri dibawah pohon taman belakang sekolahanku. Yogi tak merenspon buruk  pada perlakuanku padanya barusan, dia dengan perlahan mengambil buku yang telah ku bantingkan ke lantai dan memasukkannya kedalam tas.

**********

                Sedikit demi sedikit jari jemarinya mulai bergerak, bulu mata lentiknya mulai bermain main dikelopak matanya, bibirnya mulai bergerak seperti akan mengatakan sesuatu, dan akhirnya kedua bola mata yang kutunggu akhirnya terbuka.
“ apakah kau mengingatku” tanyaku pada kak rozy. Terlihat kakakku sedang mengingat wajah adik kesayangannya dan kak rozy berkata “ tentu saja ,kau riky nakal dan jahil” perlahan suara kak rozy menggemma di telingaku. Seketika aku tersenyum lebar pada kakakku,dan aku langsung melihat wajah kedua orang tua ku, memberi  isyarat   bahwa kak rozy menginatku.  aku merasakan kerinduan yang amat mendalam pada nya.  Rasa tak percaya ini masih saja menghantui keluargaku , terutama pada hati kecilku, sudah 3 hari kak rozy tertidur dan bermimpi panjang, dan pada akhirnya hari, ini dia terbangun saat melihat wajah ku yang nakal ini.
“bagaimana nak apakah kau merasakan sesuatu?” Tanya ibu pada kak rozy. “entahlah bu.. sepertinya aku lebih baik dari sebelumnya, ibu tak perlu khawatir dengan keadaanku” jawab rozy sambil tersenyum tipis pda ibu,
Aku membuka tas ransel kecil ku di sudut ruangan, ku ambil sebuah kartu mainan ku yang paling aku sukai dan aku selipkan kedalam sebuah buku bacaan yang sering dibaca Kakakku. Berharap kak rozy akan menyukai pemberianku padanya , karena aku tahu, dari dulu kak rozy sangat menginginkan kartu itu.
 Tetapi dulu waktu  ia masih dalam keadaan sehat aku tak mau memberikannya bahkan meminjamkan pada kak rozy , tapi sekarang keadaan berubah,aku  hanya ingin melakukan hal yang terbaik untuk kak rozy, walaupun aku harus mengorbankan kartu kesayanganku untuk nya. Aku akan belajar meredam keegoisan ku pada kak rozy karna aku telah berjanji pada ayah, akan memperbaiki sikap ku pada kak rozy.
“aku tahu kau menyukai buku ini,, ini aku bawakkan untuk mu” aku yang memberikan buku kesayangan kak rozy berharap kak rozy akan senang dengan pemberianku. Kulihat kak rozy membuka bukunya lembar demi lembar, dan sebuah kartu yang ku selipkan dibuku itu akhirnya dapat ditemukannya dari halaman bukunya.
“ itu adalah kartu yang sangat kau inginkan dariku, kau boleh memilikinya” kataku yang belaga cuek pada kak rozy.  “wah BLACK HUNTER ,, apakah ini untuk ku ? wah sejak kapan kau baik padaku?” kata kak rozy sambil tersenyum.

Aku yang melihatnya tersenyum seakan akan mengajakku untuk tersenyum pula. Dalam hati kecilku, aku bahagia, dapat membuat kak rozy tersenyum karna ku, dan ternyata membuat orang lain tersenyum karna kita itu sesuatu hal yang menyenagkan.

Tak lama setelah aku memberikan kartu kesayangan ku pada kak rozy, kejadian diluar fikiranku membuat keegoisanku pada orang lain semakin menjadi. Saat itu kak rozy memiliki seorang teman baru di rumah sakit ini dia adalah salah satu pasien penyakit tumor otak seperti kakakku, sebut saja dia adalah “roku”
Ku lihat mereka berdua semakin akrab saja, sehingga membuatku cemburu karena kedekatan roku dengan kak rozy. Terlebih lagi saat kak rozy memberikan kartu kesayanganku pada roku didepan mata kepalaku.
Saat itu…….
“inih , untukmu apakah kau menyukainya,,. Kau dapat memilikinya” kata kak rozy sambil memberikan kartu BLACK HUNTER ku pada Roku.
“ wah BLACK HUNTER, ini bagus, sudah lama sekali aku mencarinya dimana kau dapatkan? Wah benarkah ini untuk ku , kau begitu baik rozy, terimakasih yah” kata Roku pada rozy yang begitu senang mendapatkan kartu baru ku.
Aku yang melihatnya langsung saja menghampiri mereka berdua, dan merebut kartuku yang berda ditangan Roku..
“ ini milikku, kau tak pantas untuk memilikinya, anak desa seperti kamu, tak mengerti apa apa” aku yang marah begitu saja pada roku,berharap kak rozy dapat membela perlakuanku. Tapi ternyata kak rozy malah memarahiku.
“riky, kau begiu jahat padanya, bukankah kartu itu milikku sekarang, bukankah kau telah memberikannya pada ku tadi, kau tak berhak mengambilnya, kembalikan padaku” kak rozy seketika mengambil kembali kartu yang berada pada genggamanku.
“ ini semua salhmu,, kak rozy lebih membelamu, kau membuat ini semua jadi rumit, kau tak pantas memiliki kartu ku, kau tak pantas mendekati kakakku.” kataku sambil memegang bahu roku yang masih dalam keadaan lemah, dan mengguncangkan kedua bahunya sekuat tenagaku.
Aku terus berteriak pada roku, dan membuat kepalanya terangkat keatas, dan tertunduk kebawah, hingga pada akhirnya kepala roku perlahan terangkat ke atas dan melihat wajahku, aku segera menghentikan guncangan yang kulakukan,. Kulihat cairan berwarna merah kental mengalir dari lubang hidungnya, roku tak menangis, roku malah mencoba menghapus cairan merah itu dari hidungnya, dan tanpa banyak bicara, dan tanpa ada perkataan yan keluar dari mulutnya, dia langsung meninggalkan ku , dan berjalan menuju ruangan inapnya.

Aku yang sedang marah, bertambah kesal melihat kakaku yang malah meninggalkanku sendiri diruangan ini , “kau jahat riky” kata kak rozy, dan berbalik berjalan meninggalkan tempat ku berdiri.
Aku merasa seperti tak berharga dihadapan mereka semua, seakan akan yang ku lakukan tak pernah benar, padahal aku sudah berusaha untuk membuat kak rozy menyukaiku, dengan mengorbankan kartu kesayanganku, tapi pada kahirnya malah aku lagi yang tak benar dihadapannya.
Betapa kesalnya aku, semua rencana yang ku susun rapi, yang berharap kak rozy dapat menyukai ku kembali, malah berbalik membenci ku. Perlahan aku berjlan memasuki sebuah ruang kecil dengan cahaya remang remang semakin membuat hatiku kian larut dalam kegelisahan ini, tak henti hentinya kau meneteskan air mata hingga membasahi kedua pipi ku yang kian lama kian merona.
Aku yang berada disudut ruangan mendengarkan sebuah Langkah seseorang  yang tak asing lagi kudengar. “tik,,tak,,tik,,,tak” suara langkah itu kian lama kian mendekatiku, tapi ku tak menghiraukan dengan perasaan tak stabil seperti ini.
Sekarang suaranya terhenti, dan tangan kanannya bergerak perlahan kearah bahuku. Aku yang terus menangis, tak juga ingin mengangkat mukaku  kehadapannya.
“Riky” kata kakakku dengan suara iba dan lembut.  Aku tak menjawab , aku terus menangis. Hingga membuatku sulit untuk mengatur nafasku.
“Riky, riky” suara kakakku yang begitu lembut, seakan mengejekku yang sedang menangis. Dan dengan cepat ku berdiri dari sudut ruangan dan berteriak pada kakakku “kau tak mengerti  perasaanku, aku kau lebih membela nya dari pada ku, aku telah mengorbankan kartu BLACK HUNTER ku, untuk mu, tapi kau malah memberikannya untuk anak itu. Apakah kau tak tahu betapa sulitnya hidup yang aku jalanai sekarang ini. Aku hanya ingin membuat kau kembali menyukaiku, tapi nyatanya kau malah membenciku. Aku tak pantas di sini bersamamu” dengan segera aku berlari melewati sebuah pintu kecil dan meninggalkan kakaku di ruangan kosong itu sendirian.

*******

Saat itu diruangan inap kakakku…
Diruang inap kakaku ,, ku lihat kakakku bersama roku sedang nonton Tv bersama, aku yang tak berani mendekati mereka hanya melihat mereka dari  arah yang cukup jauh namun dapat diketahui mereka keberadaanku saat itu.
Mereka seperti adik kakak yang akur pikirku saat itu, tak seperti aku dengan kak rozy yang terkadang saja bias dapat baik satu sama lain. Lamunanku yang tertuju pada mereka berdua pecah ketika kak rozy melihat kearah ku dan tersenyum padaku, dan melambaikan tangannya seperti ingin  mengajakku untuk menonton tv bersama mereka. aku yang baru sadar keberadaan kak rozy ,langsung saja aku menggelengkan kepalaku, tanda aku tak ingin menonton tv bersama mereka.
Terlintas diotakku sebuah benda yang tak asing lagi bagi ku,  benda itu adalah sepatu roda ku. Entah kenapa aku langsung kepikiran dengan sepatu roda yang kumiliki, tanpa sadar malah sekarang senyum tipis tergambar dibibirku, tanda aku memiliki ide yang bagus untuk menarik perhatian kakak rozy ku.
aku pun mulai menggunakan sepatu rodaku, disudut ruangan inap kakakku. Dan aku mulai menjalankan rencana ku untuk menarik perhatian kakkaku. Agar dia ingin bermain denganku daripada dengan roku teman barunya itu.

aku mulai memasuki ruangan tempat kakakku menonton tv.  Aku mulai memutar tubuh mungil ku, bergaya seprti penari yang berada di atas sepatu rodanya. Bermain akrobati seperti para badud yang lucu dan handal. Semua org yang ada di daalam ruangan ini pun mulai menyoraki ku tanda mereka menyukai penampilanku.
Aku pun melihat dari kejahuan kakakku dan roku mulai mendekatiku. Dan mereka tersenyum melihatku. melihat kak rozy tersenyum, seakan mengajakku untuk ikut tersenyum bersamanya.  Aku merasa sangat senang melihat  kakakku, yang dapat tersenyum kembali karena hal yang kulakukan ini.
 Tapi semua tak lah lama, ketika Roku anak kampungan itu ingin meminjam sepatu rodaku pada kakakku. Kak rozy yang baik hati tentu saja menuruti keinginan teman barunya dibandingkan perasaanku. Awalnya aku tak mau memberikan sepatu roda kesayanganku pada roku, tapi kak rozy seakan selalu memaksa ku untuk dapat memberikannya.
“ayolah riky, kau telah lama memainkannya, pinjamkanlah sebentar pada roku. Lihatlah dia kasihan , dia ingin menggunakannya sebentar saja” bujuk kak rozy pada ku.
Kulihat wajah roku yang masam, yang ingin sekali menggunakan sepatu roda ku ini, membuat aku menuruti kata kakakku rozy, dan aku pun melepaskan sepatu rodaku dari kaki mungilku dan memberikan nya pada roku.
Malah sekarang aku hanya bisa melihat mereka berdua lagi, bermain bersama sepatu roda ku. Kak rozy seakan ingin sekali mengajari roku bermain sepatu rodaku itu, terlihat jelas  dari sikap kakkku padanya. Kulihat kakakku  memegang kedua tangan roku , yang perlahan berjalan menggunakan sepatu roda ku itu.
Aku pun kembali posisi awalku, dengan lamunanku yang panjang. Aku benar benar tak menuyukai roku, aku fikir roku benar benar telah mengambil kak rozy dari  kehidupanku. Dan itu membuat ku sangat kesal karna perlakuannya terhadapku.

********

Keesokan harinya..
Ku lihat ibu roku memasuki ruangan dengan menangis pilu, aku yang baru saja masuk kedalam ruangan tentu saja terkejut melihat ibunya menangis. Ku lihat perlahan ,, berjalan dengan pelan, takut membuat kebisingan yang dapat menmbah beban orang tuanya.
Dan ternyata, roku yang sangat ku benci itu, tergeletak diatas kasurnya dalam keadaan koma. Aku sanagt terkejut,……. Jantungku berdetak kencang, dengan mata yang tak berkedip sedikitpun, melihat keadaannya serba memprihatinkan.  Seluruh alat medis terpasang pada tubuhnya, alat bantuan pernafasan, kabel yang berwarna warni ditubuhnya, bahkan salurang makanan yang terpasang dihidungnya semakin  membuat ku perlahan mulai kasihan padanya,dan menyesali semua hal ini setelah apa yang telah aku lakukan padanya kemarin.

 Air mataku pun mulai mengalir.  Perasaan bersalah Tak membiarkan dia memiliki kartu BLACK HUNTER kesayanganku, dan mengikhlaskan sepatu rodaku untuk roku mainkannya saat dia tak seperti ini terus menghantui ku. Aku ssangat menyesal. Perlahan aku mulai menyukainya, dan kasihan pada roku, aku telah berjanji pada diri ku sendiri, aku akan membuat hari harinya penuh tawa bersama kak rozy dan kalau bisa aku pun ingin mejadi salah satu hal yang menyebabkan senyuman itu.
******
Bersambung....

Read More
close