BAB I
A. Pengertian Anak Hiperaktif
Hiperaktif
(hyperactive) bukan merupakan penyakit tetapi suatu gejala (symptioms)
gejala hiperaktif di mungkinkah terjadi jika seseorang anak mempunyai
kelainan kurang peusatan perhatian bersamaan dengan hiperaktif
(attention deficit disorder with hyperactivity atau gejalanya hanya
kurang pemusatan perhatyian tanpa hiperaktif.
Gejala kelainan hiperaktif disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut :
- Luka pada otak (brain damage)
- Kelainan emosional (an emotional distur bance)
- Kurangnya daya dengar (a hearing deficit)
- Adanya hendaya perkembangan mental
Banyak
sebutan nama atau istilah hiperaktif (ADGHD) namun 2 istilah hiperaktif
yang sering dikenal yaitu ketidak fungsian otak secara minimal dan luka
pada otak secara minimal. Saat ini kedua istilah tersebut hanya dikenal
dikalangan para medis serta tidak mempunyai nilai para pendidik dan
ahli psikologi lebih mengenal dengan nama sebagai berikut :
- Anak dengan kelainan celebral palsy secara minimal
- Anak dengan gejala hiperaktif (hyperactive child syndrome)
- Anak dengan kurang emusatan perhatian bersamaan dengan hiperaktif
Ciri-ciri yang nyata berdasarkan definisi tersebut bagi peserta didik hiperaktif adalah sebagai berikut:
- Selalu berjalan-jalan memutari ruang kelas dan tidak mau diam
- Sering mengganggu teman-teman dikelasnya
- Suka berpindah-pindah dari suatu kegiatan ke kegiatan lainnya dan jarang diam menyelesaikan tugas sekolah, paling lama dapat diam di tempat duduknya swekitar 5 sampai 10 menit
- Mempunyai kesulitan untuk berkosentrasi dalam tugas-tugas sekolah
- Sangat mudah berperilaku untuk mengacau. Mengganggu
- Kurang memberi pehatian untuk mendengarkan orang lain berbicara
- Selalu mengalami kegagalan dalam melaksanakan tugas-tugas sekolah
- Sulit mengikuti perintah/ suruhan lebih dari satu pada saat yang bersamaan
- Mempunyai masalaha belajar hamper disemua mata pelajaran
10. Tidak mampu menulis surat, tidaka mampu mengeja huruf dan berkesulitan dalam surat menyurat
11.
Sering gagal disekolah disebabkan oleh kurang pemusatan perhatian
dirinya terhadap kegiatan disekolah serta mempunyai masalah saat belajar
12. Seringmenurutkan kata hati sehingga anak-anak hiperaktif sering bmendapat kecelakaan dan cedera
Berdasarkan
tes dengan instrument diagnostic and statiscal manual IV Task Force
(DSM – IV TR) anak hiperaktif terdiri atas 3 tipe berdasarkan
gejala-gejalanya yaitu kurang pemusatan perhatian (inattention) selalu
gelisah dan tidak mau diqn atau selalu bergerak secara terus menerus
(hyperactivity), serta suka menurutkan kat hati (impulsivity).
B. Statistik Keberadaan Anak Hiperaktif
Anak
hiperaktif mulai terjadi pada usi 3 tahun / 4 tahun sedangkan hendaya
adanya kurang pemusatan perhatian, suka menurut kata hati dan suka
mngganggu temanya sikap tidak mau diam dan selalu aktif melakukan
kegiatn atanpa ada peyelesaiannya, serta gejala-gejalanya mulai terlihat
secara jelas pada saata yang bersangkutn masuk sekolah.
Gejala kelainan hiperaktif sangat berpengarug terhadap kehidupan
sehari-hari pada anak hiperaktif sehingga yng bersangkutan mempunyai
hambatan pasda kemampuan fungsi kehidupannya dalam berbagai segi.
Hambatan pada kemampuan fungsi kehidupannya dalam berbagai segi dampak
berikutnya adalah kemungkinan ia mempunyai kemampuan rendah kelainan
dalam hal tidur makan dan memelihara kesehatan diri.
C. Sebab sebab terjadinya kelainan hiperaktif
Penyebab
terjadinyakelainan hiperaktif terletek pafa faktor gen sebagai awal
penemuan penyebab suatu kelainan hal ini dapat terlihat pada sebagian
besar keluarga yang berkelainan psikopatologi pada umumnya mempunyai
anak hiperaktif. Berdasarkan penelitian bahwa volume otak para
penyandang hiperaktif lbih kevil disbanding dengan orang normal berikut
ini daerah otak yang mengecil pada penyandang kelainan hiperaktif
- Kulit otak pada bagian dahi dibagian luar otak
- Simpul-simpul saraf dibagian dasa dari otak
- Otak kecil vermis
D. Upaya penyembuhan terhadap anak hiperaktif
Penyembuhan
terhadap anak hiperaktif yang dianggap maju adalah dengan pendekatan
penyembuhan melalu dua bidang intervensi verkaitan dengtan faktor
biologis dan psikologis.
Faktor pnyembuhan yang bersifat
psikologis tertuju pada hal-hal pokok yang lebih luas seperti
meningkatkan bersamaan dengan mewnurunkan perilaku-perilaku suka
mengacau atau menggangu orang lain. Oleh karena itu pola pembelajaran
untuk anak hiperaktif yang disusun oleh para guru hendaknya sevara
besamaan/terintegrasi dengan pola bimbingan.
Obat-obat yang
digunakan sebagai pengobatan anatar lain methilphenydate D-amphetamine
dan pemoline (cylert) obat-abatan atersebut sangan membatu menurunkan
perilaku impulsive misalnya tidak suka diam dan sebagainya
Sasaran program yang disusun guru maupun ahli terapi adalah sebagai berikut :
- Guna meningkatkan kemampuan untuk dapat duduk dalam beberapa waktu (lebih dari 10 menit)
- Mempunyaia kemampuan untuk dapat melengkapi kertas kerja mata pelajaran mate-matika
- Dapat melakukan kegiatn bermain dengan teman-temanya
Program
ini biasanya diakuakan dengan penguatan melalui pemberian hadiah atau
bahkan dengan hukuman jika terjadi respon yang tidak semestinya
BAB II
OPERANT CONDITIONING
A. Pengertian Operant Conditioning
Operant Conditioning
merupakan pengkondisian karakteristik perilaku tertentu terhadap anak,
individu atau peserta didik dengan kebutuhan khusus. Kemungkinan
diterapkannya Operant Conditioning terhadap perilaku-perilaku khusus
berkaitan dengan sering munculnya perilaku salaha menyesuaikan diri atau
non adaptif berhubungan dengan waktu dan intensitasnya. Operant
Conditioning merupakan faktor penting dalam pengembaqngan adalam
berbagai bentuk perilaku bermain dan perilaku sosial anak disamping
dapat meningkatkan harga diri dan kemampuan mengkontrol diri.
Aspek-aspek utama pengkodisian karakteristik perilaku tertentu (Operant Conditioning) dapat diuraikan sebagai berikut :
- Kemahiran (acquisition yaitu tanggapan-tanggapan diikuti dengan apenguatan dan peningkatan kekuatan tanggapan /respon hingga mencapai maksimal
- Terjadinya penghentian (extinction occurs) yaitu apabila respon yang terjadi tidak sesuai maka secara bersamaan dengan dilakukannya penguatan, kegiatan yang sedang berlangsung dihentikan juga
- Rekoveri secara spontan yaitu dilakukan dalam situasi beberapa saat setelah penghentian kegiatan dan terjadi lagi respon-respon organ tubuh tetapi pada tingkat rendah
- Penggeberalisasian dan diskriminasi yaitu apabila tanggapan-tanggapan mengarah kepada terjadinya satu stimulus didkriminatif
- Hukuman (punishment) yaitu tanggapan-tanggapan menjadi lebih rendah jika dilakukan hukuman positif atau penarikan angsangan keinginan yang bersifat hukuman negative.
B. Isu-isu dalam Operant Conditioning
Beberapa isu yang berkaitan dengan Operant Conditioning adalah sebagai berikut :
- Penguatan secara alamiah
Yang
berdasakan suatu pandangan menyatakan bahwa penguatan yang
menitikberatkan hasil keluaran secara khusus hanya pada respon-respon
akan tanggapan-tanggapan yang dilaskukan aoleh geraka-gerakan otot
tertentu secara khusus
- Waktu untuk melakukan penguatan dan hukuman
Secara
umum rangsangan penguatan dan hukuman dapat mempengaruhi kinerja yang
tinggi secara segera dan diikuti dengan respon yang terjadi anatara
respons sasaran dan penguatan dengan demikian respon tersebut akan
menjadi lebih dikuatkan
- Jadwal penguatan salah satu penemuan skinner
Yang
menyatakan bahwa pemberian penguatan bersifat temporer atau sementara
dan dilakukan secara sitematik dapat melakukan perilaku yang baik secara
terus menerus
- Rangsangan primer melawan penguatan yang dikondidikan
Stimulus
akan rangsangan yang berbeda merupakan penguatan yang diberikan
terhadap anak-anak dan orang dewasa yang membuat penguatan-penguatan
yang bersifat universal dan bersifat sulit untuk di identifikasi
- Pengutan yang bersifat positif dan negative
Penguatan yang diberikan terhadap peserta didik hendaknya dapat meningkatkan perilaku non adaptif mnjadi perilaku adaptif
- Pengkondisian
Berdasarkan
pengembangan sosial anak pengkondisian terjadi terhadap anak remaja
dapat dilakukan dengan cara meningkatkan sasaran perilaku atau abehavior
target melalui permainan interaktif bersama dengan anak-anak lain
- Implikasi untuk para guru
Dalam
mengatasi peserta didik dengan kebutuhan khusus tertuama mereka yang
menyandang kelainan hambatan perkembangan mental dan perilaku tujuan
pemberian penguatan yang bersifat pemberian hadiah adalah untuk
pembentukan kinerja peserta didik
BAB III
MODEL PEMBLAJARAN BAGI ANAK HIPERAKTIF
A. Pembelajaran dan Kurikulum
Model
pembelajaran bagi anak iperaktif seyogyanya didasarkan atas kurikulum
berbasis kompetensi dan dirancang berdasarkan kebutuhan nyata oleh guru
kelas. Tujuan tersebut adalah agar dapat mengembangkan ranah pendidikan
sewbagai sasaran akhir pembelajaran berupa pencaaian pengenatahuan,
keterampilan, sikap dan psikomotor tertentu dari setiap peserta didik
dalam seluruh jenjang dan jalur pendidikan
Kompetensi-kompetensi
sistem pembelajaran yang melandasi proses pembelajaran efektif
berdasarkan pada model pembelajaran individual/individual instruction.
Individual instruction meliputu 6 elemen yaitu : elictors, behaviors,
reinforcers, entering behavior, terminal objectivr, dan enroute keenam
elemen konseptual model pembelajaran tersebut sangat berperan dalam
prosesd pembelajaran . Berikut ini uraian dari tiap-tiap elemen :
- Elicitors (E)
Merupakan peristiwa/kejadian yang dapat menyimpulkan/menyebabkan perilaku
- Behaviors/ perilaku B
Merupakan kegiatan peserta didik terhadap sesuatu yang dapat dilakukan
- Reinforcers atau penguatan (R)
Merupakan suatu kejadian/peristiwa yang muncul sebagai akibat dari perilakyu tertentu yang dianggap baik
- Entering behavior / kesiapan
Menerima
pelajaran bahwa bentuk elicitors setiap peserta didik serta penguatan
yang dapat memperkuat respon-respon yang diinginkan
- Terminal objective / sasaran antara
Terminal objective dapat menghubungkan anatara tujuan satu dengan yang lainnya.
- Enroute objective/langkah sasaran
Merupakan langkah-langkah kegiatan pembelajaran mulaia dari entering behavior menuju ke terminal objective.
B. Program Pembelajaran individual
Sebutkan
popular untuk program pembelajaran individual adalah individualized
educational program (IEP) yang dipakasai oleh Samuel Gridley Home tahun
1871 IEP sangat erat kaitannya dengan tiga komponen utama yaitu sebagai
berikut :
- Tingkat kemampuan atau prestasi
Diketahui setelah dilakukan deteksi dini melalui pengamatan cermat dan tes-tes tertentu
- Sasaran program tahunan
Merupakan
kunci komponen karena dapat memperkirakan program jangka panjang selama
kegiatan sekolah dan dapat di pecah-pecash menjadi beberapa sasaran
kedalam program semester
- Sasaran jangka pendek
Sasaran ini bersifat sasaran antara yang diterapkan setiap semester dalam tahun berjalan.
C. Model Pembelajaran Menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi
Inti
model pembelajaran bagi anak dengan kelainan hiperaktif berdsarkan
kuruikulum berbasis kompetensi (KBK) adalaha mengembangkan lingkungan
belajar terpadu peserta didik bersangkutan dengan memerhatikan
prisnsip-prinsip umum dan khususu. Prinsip-prinsip khusus disesuaikan
dewngan karakteristik spesifik setiuap penyandang kelainan hiperaktif
bersangkutan. Sedangkan prinsip-prinsip umum pembelajaran meliputi
motivasi. Konteks, keterarahan, hubungan sosial, menemukana dan prinsip
memecahkan masalah.
BAB IV
PERMAINAN TERAPEUTIK BAGI ANAKA HIPERAKTIF
A. Pentingnya Permainan Terapeutik
Permainan
bagi anak hiperaktif harus dilakukan secara benar agar tercapai suatu
tingkat pencapaian perkembangan yang berguna abagi anak itu sendii.
Cntohnya seorang anak hiperaktif yang sedanga memantul-mantulkan bola ke
araha tembok
B. Permainan Terapeutik Sebagai Media Pembelajaran Dan Terapi Apenyembuhan
Umumnya
perilaku anakj saat melakukan keguatana bermain tidsak mengharapaknan
suatu hadiah/ganjaran. Kegiatan abermain yang dianggap penting bagi
seorang anak adalah mempertahankan suatu objek bukan untuk mendapatkan
informasi baru tentang objek. Fungsi bermain serta implikasi dalam
permainan yang bersifat terapeutik sangat erat kaitannya dengan faktor
biological, intra personal dan sociacultural.
- C. Proses Terapeutik Dalam Bermain
Proses
terapeutik dalam bermain menurut Viola Brody menyatakan bahwa saat
permainan terapeutik diterapkan sebagai kegiatan terspi penyembuhan
terhadap perilaku menyimpang untuk mendalami faktor-faktor terapeutik
kita terlebih dahulu harus memahami prisip-prinsip yanag ada pada faktor
terapeutik sebagai berikut :
- Faktor terapeutik bukan merupakan kondisi untuk melakukan perubahan
- Faktor terapeutik bukan merupakan suatu teknik penyembuhan
- Faktor terapeutik merupakana bentuk ahasil akhir yang menguntungkan
- D. Beberapa contoj alat bermain vagi perkembangan anak
Beberapa contoh alat yang dapat digunakan bermain bagi perkembangan anak, antara lain sebagai berikut :
- Alat bermain yang mengembangkan keterampilan kognitif
- Alat main untuk pengembangan motorik halus
- Alat main untuk pengembangan motorik kasar
- Alat main untuk perkembangan berbahasa
BAB V
PEMBELAJARAN YANG MEMANFAATKAN PERMAINAN TERAPEUTIK BAGI ANAK HIPERAKTIF
A. Penyusunan Program Pembelajaran Babi Anak Hiperaktif
Sebagai
sebuah khusus pembahasan dalam buku ini diperoleh data tentang
gejala-gejala perilaku anak hiperaktif melalui sebuah pengamatan sebelum
dilakukan intervensi pembelajaran dan bimbingan hasil pengamatannya
adalah sebagai berikut :
- Selalu berjalan/berlari diruang kelas sambil bertepuk angan
- Suka mencari perhatian orang lain
- Tidak mau bekerjasama
- Tidak suka diam
- Suka merobek buku temannya
- Jarang memerhatikan lawan bicara
B. Petunjuk Khusus Bagi Guru Dan Orang Tua Anak Hiperaktif
Program
pembelajaran dengan memanfaatkan permainan terapeutik sangat mutlak
memerlukan bantuan orang tua siswa hiperaktif. Hal ini disebabkan oleh
faktor perilaku menyimpang seorang anak hiperaktif dapat berpengaruh
dalam aktivitas orang tua mereka sewaktu anak-anak tersebut berada
dirumah.
- Bentuk permainan sosialisasi
Dasar
permainan adalah adanya interaksi antara dua orang aktivitas seperti
bermain bola, domino dan lain-lain permainan sosialisasi merupakan hal
yang penting bagi perkembangan anak pada umumnya/ anak dengan kebutuhan
khusus
Hal itu disebabkan permainan sosialisasi mempunyai keuntungan sebagai berikut :
- Permainan sosialisasiu member kesempatan pada anak untuk belajar kepada orang lain
- Permainan sosialisasi akan meningkatkan kemampuan anak dalam berkomunikasi
- Permaninan sosialisasi membuat anak untuk lebih bersosialisasi
- Permainan sosialisaasi membantu anak amenjalin persahabatan
- Bentuk Permainan Imajinatif
Permainan
imajinasi dapat mengembangkan kemampuan keterampilan seorang anak
apermainan itu dapat dimulai sejak bayi, saat bayi mulai tertarik pada
sutu kenyataan dilingkungan sekitarnya. Oleh karena itu permainan
imajinatif sangata penting bagi perkembangan psikis dan daya nalar
seorang anak fungsi permainan imajinatif membantu perkembangan kemampuan
berbahasa dan daya ingat anak-anak.
- Bentuk Permainan Puzzle
Permainan
teka-teki sangat baik dilakukan oleh anak-anak hiperaktif karena
merupakan tantangan untuk mendorong rasa keingintahuan anaka terhada
sutu objek rasa keingintahuan dan kemampuan memecahkan suatu tantangan
sangat membantu perkembangan anak.
Hal ini dapat mendorong hasrat anak utnuk melakukan permainan puzzle atau teka-teki melalui beberapa cara sebagai beriku
- Pertama-tama ketahuilah dulu kesenangan anak terhadap suatu benda atau objek tertentu
- Kita harus memberikan perhatian penuh pada hal-hal yang dapat memancing rasa keingintahuan anak
- Berilah sebuah aktivitas permainan puzzle yang sesuai dngan kemampuan dan tingkata kesuliatan diri anak
- Kita harus bersabar dan member kesempatan kepada anak untuk memecahkan teka-teki yang ada pada permainan puzzle.
0 komentar:
Catat Ulasan