Berprasangka tidaklah selalu berdampak negatif.kadang-kadang kita
perlu berprasangka untuk menjaga diri sendir, misalnya terhadap ancaman
orang jahat atau orang yang berniat kurang baik terhadap diri
kita.contohnya,kalaudiperempatan jalan tiba” kita didekati oleh
seseorang yang berpakaian lusuh dan berwajah menyeramkan, biasanya kita
berprasangka bahwa orang itu akan merampok dan kita pun segera
menghindar.
Berprasangka juga tidak selalu brarti berpraduga
negatif.pada orang-orangyang selama ini berlaku baik kepada
kita,biasanya kita berprasangka positif kepadanya.terhadap dkter atau
rohaniwan,misalnya,pada umumnya kita berprasangka positif.kalau
tidak,tentu kita tidak akan berobat ke dokter atau kita mau beribadah.
Prasangka
mempunyai fungsi heuristic(jalan pintas),yaitu langsung menilai sesuatu
tanpa memprosesnya secara terinci dalam alam
pikiran(kognisi)kita.gunanya adalah agar kita tidak terlalulama membuang
waktu atau energi untuk sesuatu yang sudah terlebih dahulu kita ketahui
dampaknya.kalau itu suatu hal yang bahaya,bisa jadi kita sudah celaka
kalau kita tidak berprasangka.
Masalahnya,adakalanya
bahkan sering kali,orang berprasangka negative secara berlebihan
sehingga tidak rasional lagi dan akhirnya membuat keputusan yang
keliru.Orang Indonesia akhir-akhir ini sering dianggap semakin
berprasangka negatif terhadap apapun,di berbagai sector
kehidupan,seperti antara suami-istri yang saling beprasangka pada anak
dan sebaliknya,antarelit politik dan tokoh agama yang juga saling
berprasangka,demikian pula kaum pekerja terhadap pimpinan perusahaannya
dan sebaliknya,dan sebagainya.celakanya prasangka ini sering kali
berujung pada tindakan emosional yang sangat merugikan.
A.Prasangka : antara barat dan timur
Sebagai ilmu,psikologi haruslah universal.oleh karena itu,psikologi
memang mempunyai teori-teori,hokum-hukum,dan dalil-dalil yang berlaku
universal.
Hokum efek dari E.L Thorndike
misalnya,menyatakan bahwa setiap perilaku yang di ikuti dengan stimulus
yang menyenangkanatau ganjaran(reward) akan cenderung di ulang-ulang
lagi di masa depan.sementara perilaku yang di ikuti dengan stimulus
negatif atau hukuman cenderung akan dihindari di masa yang akan
datang.bisa dikatakan bahwa hukum efek ini merupakan salah satu hokum
universal dalam psikologi.
Perbedaan antara psikologi
orang barat dan orang timur inilah penyebab berkembangnya psikologi
lintas budaya dalam beberapa dekade terakhir ini.
Dampak metodologi
Salah satu dampak dari perbedaan psikologi di baratdan timur adalah dalam hal metodologi peneliti.
Metode-metode yang lazim digunakan dibarat tidak selalu bisa langsung digunakan di Indonesia .
Penelitian
harus berjalan terus dan tidak bisa menunggu sampai budaya masyarakat
dan cara berfikir individu di Indonesia sudah sama terbukanya dengan di
barat.oleh karena itu,perlu di lakukan upaya khusus untuk selalu menjaga
konsistensi antara teori yang di gunakan dengan metode dan prosedur
yang di gunakan,khususnya dalam merumuskan prtanyaan yang akan di
ajukan.
B.Teori tentang prasangka
Secara umum prasangka adalah praduga yang bisa berkonotasi
positif(praduga tak bersalah),maupun negatif(di duga kelompok islam
berada di belakang aksi teror bom bali).
Menurut
Nelson,prasangka merupakan suatu evaluasi negatif seseorang atau
sekelompok orang terhadap orang atau kelompok lain.prasangka merupakan
persepsi yang bias karena informasi yang salah atau tidak lengkap,serta
di dasarkan pada sebagian karakteristik kelompok lain baik nyata maupun
khayalan.
Dalam kehidupan,individu selalu akan
mengidentifikasikan dan mendefinisikan diri berdasarkan kelompok
sosial,sehingga timbul lah identitas sosial.
Untuk sampai pada
identifikasi dan definisi diri itu,tentunya ada proses tertentu. Turner
dan tajfel menyatakan bahwa ada 3 hal yang di lakukan manusia dalam
prose itu,yaitu:
- Kategorisasi
- Identifikasi
- Membandingkan
Dalam
kategori sosial,manusia menyederhanakan dunia sosial dengan
menggolong-golongkan berbagai hal yang di anggap mempunyai karakteristik
yang sama ke dalam suatu kelompok tertentu.beberapa di antara
pengelompokkan sosial yang paling sering di lakukan adalah
ras,etnik,agama dan status sosial.
Terbentuknya stereotipe
itu,menurut Feldman ,disebabkan oleh kategori sosial yang merupakan
upaya individu untuk memahami lingkungan sosialnya.dengan perkataan
lain,ketika individu menghadapi sekian banyak orang di sekitarnya,ia
akan mencari persamaan-persamaan antara sejumlah orang tertentu dan
mengelompokkan mereka ke dalam satu kategori.namun pada giliran
nya,ketegori sosial ini justru memengaruhi cara pandang terhadap
individu yang sudah di masukkan ke dalam kelompok
tersebut.akibatnya,bisa timbul kesalahan-kesalahan dalam melakukan
persepsi sosial karena tidak seluruh individu dalam kategori sosial
tertentu mempunyai sifat-sifat dari kelompoknya.
c.sumber-sumber prasangka dan stereotype
Secara kognitif stereotype adalah penggeneralisasian yang dilakukan
hanya berdasarkan kenggotaan seseorang dalam suatu kategori kelompok
tertentu.
Prasangka yang berbentuk stereotype memiliki
beberapa sumber yang dapat di golongkan dalam 2 jenis,”sumber
sosial’,dan “sumber kognitif”.
Salah satu sumber sosial
adalah “perbedaan sosial”. Menurut Myers adanya perbedaan status antar
kelompok dapat menimbulkan prasangka.stereotipe adalah
rasionalisasi(pembenaran dengan menggunakan akal sehat).
Sumber sosial lain nya adalah “identitas sosial” ,turner dan tajfel
menyatakan bahwa manusia melakukan kategorisasi,identifikasi,dan
perbandingan di mana hal tersebut akan membagi dunia individu menjadi
dua kategori yang berbeda,yaitu orang lain yang satu kelompok dengan nya
dan orang lain yang berbeda kelompok dengan nya.
Sumber sosial
berikutnya adalah “konformitas” (kesesuaian) yaitu perubahan tingkah
laku individu karena adanya keinginan untuk mengikuti keyakinan dan
standar orang lain.konformitas dapat ditimbulkan karena adanya tekanan.
Kedua
sumber prasangka,khususnya stereotipe,adalah “sumber kognitif”.salah
satu bentuk sumber kognitif adalah “kategori sosial” seperti yang sudah
di bahas di atas.bentuk berikutnya dari sumber kognitif prasangka adalah
“atribusi”.individu yang berprasangka akan memberi atribusi yang
positif mengenai kelompok mereka sendiri,sebaliknya membuat atribusi
tidak menyenangkan terhadap anggota kelompok lain.
Stereotipe itu
sendiri juga merupakan salah satu bentuk sumber kognitif dari
prasangka.dengan demikian kita kembali pada pendapat lepore dan brown
yang menyatakan bahwa stereotipe memang berhubungan dengan prasangka,
yaitu prasangka mengaktifkan stereotipe dan stereotipe menguatkan
prasangka.
PRASANGKA ETNIK: SELALU KONTEKSTUAL
A. prasangka etnik
Indonesia terdiri dari ratusan etnik. Antropolog koentjaraningrat
membedakan antara ras dengan etnik. Ras lebih ditentukan oleh cirri-ciri
fisik yang
berbeda. Etnik-etnik di Indonesia mempertahankan
identitas masing-masing. Tidak mengherankan jika penjajah belanda
berhasil menguasai nusantara dengan hanya mengandalkan beberapa ribu
personilnya, dengan strategi yang sering disebutkan dalam buku-buku
dengan istilah devide et impera, memecah belah dan menguasai.
Menurut buku-buku sejarah, identitas nasional itu baru disadari
perlunya pada tahun 1908, yaitu dengan gerakan kebangkitan nasional dan
dikukuhkan dalam sumpah pemuda baru pada tahun 1928. Namun, ketika pecah
perang dunia II dan jepang kalah perang dan belanda mau kembali
menjajah Indonesia, barulah identitas nasional ( nasionalisme ) itu
benar-benar terwujuddengan proklamasi1945 yang dilanjutkan dengan perang
kemerdekaan sampai dengan 1949, yaitu ketika kedaulatan Indonesia
diakui belanda. Selama perang kemerdekaan itu, semboyan bangsa Indonesia
adalah “merdeka atau mati”.
B.Prasangka etnik dalam konteks kerja dan perkawinan
Westy Darman(2005) mengadakan penelitian di PT Freeport Indonesia
.penelitian ini dilakukan untuk melihat penyebab dan gambaran prasangka
yang di miliki oleh salah satu etnik lokal di sekitar kota
tembagapura,kelompok etnik yang diteliti adalah suku amungme.pertanyaan
disesuaikan dengan tujuan penelitian,yaitu untuk menggali apakah ada
prasangka,bagaimana gambaran prasangka ,dan apa penyebab prasangka itu
pada etnik amungme terhadap karyawan pendatang.
Suku
amungme memiliki nilai-nilai kepercayaan tertentu mengenai hubungan
antara manusia dengan manusia,manusia dengan roh nenek moyang.
Heider menyatakan bahwa perilaku manusia dikendalikan oleh
kesadaran(kognisinya).isi kesadaran tersebut adalah:
ingatan,pengetahuan,kepercayaan,dan manusia cenderung untuk mengusahakan
agar seluruh isi kesadarannya itu selalu berada dalam keadaan seimbang
atau selaras.jika tidak,akan timbul perasaan terganggu dan orang yang
bersangkutan setidaknya akan bertanya-tanya tentang gangguan itu.
Prasangka gender
Wanita
Indonesia lebih punya kekuatan walaupun Indonesia adalah Negara dengan
mayoritas penduduk beragama islam, dimana poligami dibenarkan, namun
organisasi-organisasi wanita yang didukung oleh ibu tien soeharto
berhasil menggolkan sebuah peraturan pemerintah yang sangat terkenal
dengan PP 10, yang melarang semua PNS dan ABRI mempunyai lebih dari satu
istri, bahkan untuk bercerai pun harus izin atasan.
Prasangka agama
Menurut
seorang ulama syiah yang berceramah di Utah, “seorang laki-laki yang
membiarkan istrinya berdandan layak dijuluki “mucikari” karena ia
menyediakan pelacuran dalam masyarakatnya. Tuhan tidak akan menyayangi
para mucikari berlepas tangan darinya” ( poerhassan, 2004: 22-23 ).
Prasangka politik dan agresi
Destiani
melaporkan hasil penelitian nya terhadap sejumlah mahasiswa universitas
Indonesia dan menyimpulkan bahwa “semakin seseorang memiliki
kepribadian authoritarian,maka ia semakin tidak memiliki prasangka.
Prasangka seks
Seks
merupakan salah satu bidang kehidupan yang di Indonesia hampir selalu
dipenuhi oleh prasangka.wanita yang sudah menjanda pada usia muda
misalnya ,otomatis akan di juluki “janda kembang” yang diprasangkai
sebagai pengganggu suami orang.namun wanita yang belum menikah pun
sering diprasangkai serupa,mereka di juluki “daun muda”, yaitu wanita
belasan tahun sampai usia dua puluhan tahun,berparas cantik dan
berpenampilan menarik,khususnya bagi om-om.istilah “om-om” itu pun
merupakan julukan,yaitu
buat lelaki berusia setengah baya yang
biasanya sudah beranak istri ,punya uang relatif banyak,yang sebenarnya
artinya dalam bahasa belanda “paman” tidak ada kaitan nya dengan seks.
Lain lagi dengan wanita berusia lanjut yang belum menikah.mereka di juluki “perawan tua”.
Penelitian tentang perilaku seks remaja
Penelitian
tentang seks,bukan hal yang mudah,bahkan sangat sulit,karena sifatnya
yang sangat pribadi,dan sensitif serta di selimuti oleh tabu dan
takhayul.
Setiap upaya penelitian selalu akan berhadapan denagn reaksi awal dari responden atau informan yang berupa perlawanan.
Homoseksualitas
merupakan kenyataan ilmiah,bukan kelainan ,apalagi kejahatan.dengan
menghapuskan homoseksual dari daftar penyakit/gangguan jiwa.
Hubungan seks pranikah dan di luar nikah
Salah satu prasangka awam tentang seks yang dominan dari dulu sampai
sekarang adalah bahwa hubungan seks pranikah atau di luar nikah adalah
sesuatu yang negatif dab berdosa.dengan perkataan lain,buat orang yang
percaya kepada tuhan,pernikahan adalah prasyarat bagi hubungan seks.
kepercayaan
Belum pernah berhubungan seks
Sudah pernah berhubungan seks
Percaya pada tuhan
99,50%
100,00%
Takut dosa
91,08%
100,00%
Beribadah teratur
89,31%
64,70%
Jelaslah
bahwa mereka yang mengaku sudah berhubungan seks pun percaya pada Tuhan
dan takut pada dosa,bahkan hampir dua-pertiga-nya mengaku beribadah
secara teratur.
AKAR PRASANGKA DI INDONESIA
Prasangka
di sebabkan faktor-faktor yang bersifat universal dalam
psikologi,seperti “hukum efek”, sumber sosial dan sumber
kognitif,identifikasi,dan kategori social.kategori,misalnya, sangat
nyata pada golongan “putih “ islam yang berprasangka terhadap “merah”
Kristen ,dan sebaliknya.
Hal lain yang berlaku umum dan terdapat
juga di Indonesia adalah bahwa ekspose yang cukup intens dan
berkelanjutan terhadap suatu objek prasangka bisa mengurangi prasangka.
Paparan berbagai prasangka di Indonesia tersebut di atas adalah
bahwa akar prasangka Indonesia adalah ketidakpastian norma
(ukuran,aturan,idealism,kebenaran,dan sebagainya)dan ketidakpercayaan
diri pada orang Indonesia sehingga tidak bisa mengandalkan pada fikiran
atau akal sehat sendiri.
Contoh yang sangat jelas adalah
dalam prasangka sek.dalam prasangka ini sangat kentara pengaruh
takhayul,yang anehnya di percaya oleh orang-orang yang terpelajar.
Ketidakpastian
tentang norma itu sebagian disebabkan oleh adanya perubahan
zaman,misalnya perubahan peran wanita di Indonesia ,yang mendorong
semakin banyaknya masalah rumah tangga,termasuk perceraian.namun
ketidakpastian bisa juga terjadi karena intervensi politik.
Suatu
perubahan tidak selamanya menimbulkan ketidakpastian sehingga memicu
prasangka. Para responden etnik amungme yang bekerja atau tinggal
disekitar PT Freeport Indonesia,tidak berprasangka negatif pada
perusahaan karena mereka tidak merasa bahwa eksistensi perusahaan
mengganggu system kepercayaan dan adat mereka,tetapi malah sebaliknya
memberikan kesejahteraan yang lebih baik pada mereka.
Suatu
perubahan akan menimbulkan ketidakpastian yang memicu prasangka,jika
perubahan itu menyebabkan deprivasi relatif,yaitu suatu keadaan yang
menyebabkan kesenjangan antara harapan dan kenyataan semakin melebar
secara drastis.
0 komentar:
Catat Ulasan